Advertisement
Menjadi Tuan Rumah GPDRR 2022, Ini Posisi Strategis Indonesia di Mata Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Indonesia menjadi tuan rumah gelaran Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) VII tahun ini.
Forum multi-pemangku kepentingan dua tahunan yang diinisasi oleh PBB untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan penanggulangan risiko bencana tersebut rencananya digelar pertengahan tahun ini di Bali.
Advertisement
Sejauh ini, Indonesia selalu berperan secara aktif dalam konferensi kebencanaan internasional sejak 2009. Secara garis besar, nilai strategis dari perhelatan multinasional GPDRR adalah untuk meningkatkan public awareness mengenai pentingnya pengurangan risiko bencana.
BACA JUGA: Ini 4 Modus Korupsi Paling Populer Tahun 2021 di Indonesia
Sejatinya, tidak ada satu pun negara yang dapat menghadapi sendiri dampak dari bencana. Itulah sebabnya, kerja sama internasional berperan penting dalam upaya pengurangan risiko dan penanggulangan bencana baik di tingkat global, regional, nasional, dan lokal.
Pada perhelatan GPDRR 2019 lalu, Indonesia memaparkan kepada dunia tentang tantangan dan risiko bencana tersebut lah yang telah membentuk kebijakan Indonesia di bidang kebencanaan yang inklusif, berperspektif pembangunan, dan ditempatkan sebagai investasi.
“GPDRR harus menghasilkan sebuah panduan pelaksanaan terhadap pengurangan risiko bencana, karena itu sangat penting bagi Indonesia. Apalagi kita berada di ring of fire, lebih rentan terhadap bencana seperti gunung meletus dan gempa bumi” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Wiryanta melalui rilis yang diterima Harianjogja.com, Senin (18/4/2022).
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan sebagai negara kepulauan dan terletak di cincin api (ring of fire), risiko bencana di Indonesia terbilang lebih tinggi. Itulah sebabnya, hal penting yang harus dilakukan adalah terus menginvestasikan potensi kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana.
Guna menyukseskan GPDRR 2022, BNPB bersama kementerian dan lembaga terkait terus berkoordinasi. Antisipasi potensi penularan Covid-19 selama kegiatan menjadi perhatian utama.
BACA JUGA: Sejumlah Jenis Pekerja Ini Tak Berhak Dapat THR
Beberapa aturan pencegahan penularan Covid-19 akan diterapkan seperti mewajibkan seluruh peserta membawa surat keterangan negatif tes Covid-19 dan melakukan check-in pada aplikasi Pedulilindungi setiap kali memasuki tempat penyelenggaraan acara. Selain itu, penyelenggaraan GPDRR 2022 juga dipastikan akan ramah disabilitas.
DIkatakan Wiryanta, GPDRR 2022 tidak hanya bermanfaat bagi hubungan Indonesia di komunitas internasional, secara nasional perhelatan ini juga memiliki manfaat strategis. Salah satunya yaitu secara langsung mendukung pertumbuhan sektor ekonomi dan pariwisata nasional, terutama Bali pasca resesi akibat pandemi.
Selain pembahasan strategis tentang mitigas bencana alam, forum GPDRR juga diharapkan menjadi kesempatan untuk mencari solusi bersama dalam penanganan bencana nonalam, khususnya pandemi Covid-19.
Indonesia sebagai penyelenggara berkoordinasi dengan PBB untuk membahas studi kasus negara mana yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan, sehingga memberikan suatu keberhasilan dalam mengendalikan wabah Covid-19.
Pembahasan di dalam forum GPDRR, kata Wiryanta, dibagi dalam empat klaster. Klaster pertama adalah ancaman bencana alam klaster geologi dan vulkanologi. "Gempa bumi dan gunung berapi itu masuk dalam klaster yang dikategorikan klaster pertama," kata dia.
Klaster kedua adalah klaster ancaman hidrometeorologi kering, yaitu kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan; klaster ketiga adalah klaster ancaman hidrometeorologi basah, yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan abrasi pantai; dan klaster yang terakhir adalah ancaman bencana nonalam, seperti pandemi Covid-19.
Terkait dengan bencana nonalam, Koordinator Komunikasi Kesehatan Direktorat Infokom PMK, Maroli J Indarto menjelaskan Indonesia harus mengambil peran terdepan isu mitigasi bencana nonalam. Hal ini lantaran kondisi demografis dan geografis yang dimiliki Indonesia, kolaborasi yang bersifat global akan sangat membantu Indonesia dalam memitigasi bencana nonpandemi.
“Indonesia harus mengambil inisisatif ini. Karena jika kolaborasi global terbentuk dan berjalan dengan baik, manfaatnya akan dirasakan oleh Indonesia dalam menghadapi bencana non pandemi di kemudian hari," ucap Maroli.
Masyarakat, kata dia, harus memahami potensi bencanan nonalam. Masyarakat juga harus diedukasi soal mitigasi bencana nonalam seperti pandemi Covid-19 ini yang bisa muncul di kemudian hari.
“Kita harus bersiap untuk kemungkinan-kemungkinan bencana non alam lainnya seperti pandemi covid-19 ini. Itu adalah keniscayaan, masyarakat harus memiliki kemampuan bencana alam dan non alam, itu harus”, kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
Advertisement
Advertisement