Advertisement

Presiden Prabowo Beri Perhatian Serius Masalah Truk ODOL

Newswire
Sabtu, 05 Juli 2025 - 16:47 WIB
Sunartono
Presiden Prabowo Beri Perhatian Serius Masalah Truk ODOL Ilustrasi penertiban truk ODOL. / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Yusuf Nugroho menyatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi serius terhadap penanganan kendaraan over dimension over loading (ODOL) demi meningkatkan keselamatan transportasi jalan nasional.

"Pak Presiden (Prabowo Subianto) menyampaikan atensi yang serius terhadap isu penanganan lebih dimensi dan lebih muatan ini," kata Yusuf dalam dalam Forum Kramat bertajuk 'Zero ODOL Policy' yang digelar di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Advertisement

Dia mengatakan atensi itu khususnya terkait dengan peningkatan aspek keselamatan dalam rangka menekan tingkat fatalitas kecelakaan di jalan.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan penanganan kendaraan over dimension over loading (ODOL) telah menjadi perhatian sejak lahirnya Undang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009.

BACA JUGA: Kasus Mas-mas Pelayaran Godean Sleman: Massa Geram dan Merusak Mobil Polisi, Penyidik Kantongi Sejumlah Nama

Meski regulasi telah ada, Yusuf mengakui jika implementasi di lapangan masih belum optimal, terlihat masih adanya angka kecelakaan lalu lintas akibat angkutan barang yang kelebihan muatan di berbagai wilayah.

Pemerintah menilai keselamatan jalan perlu menjadi prioritas strategis, terlebih angka kecelakaan masih tinggi dan membahayakan nyawa pengguna jalan, termasuk pengemudi kendaraan angkutan barang.

Yusuf mengaku bahwa Presiden Prabowo telah memberi perhatian serius terhadap isu ODOL dan hal itu juga menjadi pembahasan secara komprehensif bersama Komisi V DPR RI pada rapat yang digelar pada 17 April 2025 lalu.

Dia menyebutkan data kecelakaan pada Maret 2024 tercatat 1.607 kasus, sedangkan April 2024 turun menjadi 1.400 kasus, menunjukkan dampak positif dari pembatasan operasional angkutan barang saat momen tertentu.

Begitu pula pada Maret 2025 tercatat 1.823 kasus kecelakaan, dan turun menjadi 1.415 kasus di April 2025, atau terjadi penurunan sebesar 22,38 persen akibat langkah strategis pemerintah.

Dengan tren positif tersebut, Kemenhub optimistis penanganan ODOL yang lebih terintegrasi akan mendorong peningkatan keselamatan jalan dan perlindungan menyeluruh terhadap seluruh pelaku sistem angkutan barang nasional.

"Harapannya penanganan lebih dimensi dan lebih muatan tentunya bisa mendorong peningkatan nilai keselamatan di jalan khususnya," kata pula.

"Hal ini tentunya bukan hanya terhadap kendaraannya saja tetapi kami ingin memberikan perhatian kepada seluruh aspek yang terlibat dalam sistem pengelolaan angkutan barang itu sendiri," tambah Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Naik Signifikan, Leptospirosis di Bantul Capai 160 Kasus Per Juli 2025

Bantul
| Sabtu, 05 Juli 2025, 17:07 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement