Advertisement
Cara Mengatasi Stres di Masa Pandemi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Serangan panik dapat terjadi pada siapa saja. Itu adalah respon terhadap bahaya, stres, atau kegembiraan.
Serangan panik bisa sangat mungkin terjadi di masa pandemi, karena orang banyak mengalami stres dan ketakutan tertular atau saat mengalami sakit yang diduga terindikasi covid-19.
Advertisement
Akan tetapi, serangan panik juga bisa muncul tanpa alasan yang jelas, bahkan ketika sedang tertidur yang tentu akan sulit untuk mengelolanya. Mereka yang terkena serangan panik mungkin merasa seolah-olah akan mati, mengalami serangan jantung, pingsan, atau kehilangan kendali.
BACA JUGA : Hindari Stres saat Pandemi dengan Hobi
Ketika seseorang terkena serangan panik, detak jantung berdebar kencang, merasa pingsan, pusing, merasa sangat panas atau sangat dingin, berkeringat, gemetar, mual, nyeri di dada atau perut, sulit untuk bernapas atau merasa seperti tersedak. Beberapa merasakan kaki gemetar, bahkan merasa seperti terputus dari pikiran, tubuh, atau lingkungan alias ingin meninggal.
Melansir Express, Senin (28/9/2020), serangan panik bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Beberapa orang dipicu oleh tempat, situasi, dan aktivitas tertentu.
Waktu terasa berjalan sangat lambat saat mengalami serangan panik, dan penderitanya akan merasa kesulitan untuk menenangkan diri selama berjam-jam. Namun, kebanyakan serangan panik hanya berlangsung antara lima dan 20 menit, dengan gejala memuncak pada 10 menit. Dalam kasus ekstrim, serangan panik bisa bertahan hingga satu jam.
Untuk menghentikannya, Mental Health Charity Mind menjelaskan pertama-tama yakni fokus pada pernapasan. Buat 5 kali hitungan saat menarik napas dan 5 hitungan ketika mengeluarkan napas. Selanjutnya alihkan perhatian ke kaki, injak di tempat saat melakukan latihan pernapasan.
BACA JUGA : Cara Menghilangkan Stres Selama Pandemi Corona
Selanjutnya berkonsentrasilah pada tenses dengan mengunyah sesuatu yang mint atau peluk sesuatu yang lembut seperti bantal empuk. "Teknik pentanahan benar-benar dapat membantu Anda memperlambat pernapasan dan memulihkan ke keadaan normal," sebut badan amal itu,
Pikiran merekomendasikan bernapas perlahan dan mendengarkan suara-suara di sekitar. Lepaskan sepatu dan kaus kaki serta berjalanlah tanpa alas kaki. Selimuti diri dengan kain, bisa juga dengan menyemprotkan aroma terapi yang menenangkan pada selimut. Jagalah tubuh dan berikan apa yang dibutuhkannya setelah mengalami serangan panik.
BACA JUGA : Stres karena Ada Pandemi Covid-19? Ini Layanan
Adapun yang terpenting, beritahu keluarga, sahabat, atau teman ketika gejala ini datang dan bicarakan kepada mereka untuk mengantisipasi serangan panik berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Pekerja di DIY Dukung SE Larangan Penahanan Ijazah, Ini Alasannya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement