Advertisement
Cara Menghilangkan Stres Selama Pandemi Corona
Ilustrasi - Hooplaha
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Psikolog dari Unika Atma Jaya Eunike Sri Tyas Suci menjelaskan pembatasan sosial berskala besar yang sekarang ditetapkan oleh pemerintah sangat berpotensi untuk memicu tekanan kesehatan mental.
“Saya merekomendasikan agar seorang tetap terhubung dengan rekan, keluaraga, teman dari lingkungan pergaulan kita,” ujar Tyas dikutip dari siaran pers, Senin (13/4/2020).
Advertisement
Berdasarkan anjuran yang dikeluarkan Association Psychology American dan American Psychiatric Association, Tyas merekomendasikan beberapa hal sederhana agar seseorang terhindar dari stress selama masa #WFH dan memberikan energi.
Pertama, stay connected. Tetap terkoneksi secara sosial dengan teman-temen. Gawai kini amat memudahkan manusia modern untuk terhubung dengan sesamanya.
“Bangun komunikasi untuk mendiskusikan hal-hal baik dan membangun energi dan tidak melulu mengenai pademi,” jelas Tyas.
Kedua, batasi informasi mengenai corona. Dia menilai, informasi yang membanjiri group WhatsApp sering membuat masyarakat tidak bisa memilah berita yang benar sehingga membuatnya menjadi stres dan cemas.
Tyas merekomendasikan kita untuk pilah berita dari paltfom berita tertentu dan batasi waktu konsumsi berita. “Cukup dua kali dalam satu hari,” sambungnya.
Ketiga, ikuti saran dari WHO. Tyas menilai kalau situasi ini menjadi suatu kesempatan yang baik bagi keluarga di Indonesia. Budaya komunal, atau budaya bersama-sama, yang kental dalam keluarga dan masyarakat Indonesia seharusnya membuat kita tidak kesulitan untuk tetap betah tinggal di rumah dan berinteraksi dengan keluaraga.
“Saya berharap dengan budaya komunal menjadi kekuatan untuk keluarga Indonesia untuk bisa tetap di rumah,” tutup Tyas.
Tyas yang juga merupakan Ketua Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia ini menjelaskan kini work from home kini menjadi fenomena baru yang disebut the new normal. Ke depan, akibat Covid-19 diprediksi akan mengembangkan tren baru dimana orang sudah mulai “beradaptasi” dengan pola rutin #stayathome yang sudah hampir satu bulan terkahir dijalani.
“Dengan adanya Covid-19 kita mencoba untuk beradaptasi dengan kewajaran baru (new normal. Sebelumnya ketika bertemu orang normal untuk saling bersalaman kini normalnya tidak salaman,” tuturnya.
Dia menilai, setelah hampir empat minggu ini harusnya masyarakat sudah mulai dengan terbiasa dengan kebiasaan dan norma baru. Dia pun melihat bahwa kita mengikuti sebuah transisi baru prilaku masyarakat yang awalnya panik luar biasa sekarang masuk minggu kelima terbiasa dengan tren yang begitu saja.
“Saya berharap sekarang ini keluarga-keluarga sudah mulai teradaptasi dengan gaya hidup baru ini, stay at home ini,” ungkapnya.
Tyas meyakini masa karantina saat ini bisa menjadi suatu kesempatan baik untuk memperbaiki hubungan keluarga yang mungkin sempat memudar atau renggang karena mobilitas harian yang tinggi, khususnya bagi keluarga di kota metropolitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Gunungkidul Siapkan Dana Ratusan Juta
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Borneo FC Vs Dewa United, Pesut Etam Kembali ke Puncak Klasemen
- Ratusan Warga Terisolasi Akibat Banjir Lahar Gunung Semeru
- Cristiano Ronaldo Beri Sinyal Pensiun dari Sepak Bola
- Musisi Muda Jogja, Audira Putri Hadir dengan Balada Rasa
- Penanaman Perdana Kelapa Genjah Digelar di Selopamioro Bantul
- Defisit, Pemkab Gunungkidul Pangkas Anggaran Rp10 Miliar di 2026
- Ini Alasan Ariel NOAH Menerima Peran Karakter Dilan di Film Terbaru
Advertisement
Advertisement



