3.000 Lebih Petugas Medis di Dunia Meninggal Akibat Corona

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Amnesty International melaporkan bahwa lebih dari 3.000 petugas kesehatan meninggal dunia akibat virus corona. Pada saat yang sama Amnesty International iuga mengangkat kembali keresahan terhadap kondisi kerja yang tidak aman, upah rendah, jam kerja panjang dan kekerasan terhadap pekerja medis di beberapa negara.
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Senin (13/7), kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris itu mengatakan Rusia memiliki jumlah tertinggi kematian petugas medis akibat Covid-19 yakni sebanyak 545 korban jiwa.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Daftar ini diikuti oleh Inggris dengan korban juwa 540 petugas medis, termasuk 262 pekerja perawatan sosial, dan Amerika Serikat 507 petugas medis. Tetapi jumlah korban secara global kemungkinan besar jauh lebih tinggi, badan tersebut menambahkan, karena minimnya laporan dari setiap negara.
BACA JUGA : Sudah 25 Dokter Meninggal karena Virus Corona
"Dengan pandemi Covid-19 yang masih meningkat di seluruh dunia, kami mendesak pemerintah untuk mulai mengambil kesehatan dan kehidupan pekerja penting dengan serius," kata Sanhita Ambast, peneliti dan penasihat Amnesty International tentang hak ekonomi, sosial dan budaya, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip melalui Al Jazeera, Senin (13/7).
Dia juga menyuarakan kekhawatiran atas sikap beberapa pemerintah menghukum pekerja medis yang menyuarakan keprihatinan mereka tentang kondisi kerja yang dapat mengancam kehidupan mereka di tengah pandemi.
Brasil, sebagai negara dengan jumlah kasus virus corona dan kematian tertinggi kedua setelah AS, sejauh ini melaporkan 351 kematian petugas medis, sementara Meksiko, hotspot Amerika Latin lainnya, memiliki 248 kasus kematian.
Para dokter dan perawat berada di garis depan wabah virus corona yang telah menewaskan hampir 569.000 orang dan menginfeksi lebih dari 12,9 juta di seluruh dunia.
Ketika pandemi terus menyebar, pekerja medis sering kali mendokumentasikan di media sosial pertempuran berat yang mereka hadapi saat bekerja berjam-jam dalam kondisi yang sulit.
BACA JUGA : Terpapar Virus Corona, Dokter Kakak Beradik di Semarang
Pemerintah juga mendapat kecaman karena gagal menyediakan peralatan pelindung diri yang memadai seperti masker, baju pelindung, sarung tangan dan kacamata, kepada staf medis mereka.
Amnesty Internasional mengatakan ada kekurangan APD di hampir semua 63 negara yang mereka survei.
Dengan meningkatnya jumlah petugas kesehatan yang berbicara, memprotes dan melancarkan pemogokan terhadap kondisi kerja, kelompok hak asasi itu juga mengatakan ada tindakan balasan balas dendam dari pemerintah, termasuk penangkapan, penahanan, ancaman, pemecatan, dan bahkan tanggapan yang lebih ekstrim.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Skema Zero Down Time PLN Tetap Disiapkan meski Piala Dunia U-20 di Solo Batal
- Survei Populix, Ponsel Samsung Paling Banyak Dipakai di Indonesia
- Profil Irjen Karyoto, Lulusan Akpol Asal Pemalang yang Jadi Kapolda Metro Jaya
- Pamsimas & PAM Swadaya Harusnya Dilarang Berdiri di Daerah Layanan PDAM Sragen
Berita Pilihan
- The Stories Season 2: Balada Cerita Ramadhan 2023 Tayang Perdana di 4 Radio
- Pencarian Anak Kembar yang Hanyut di Sungai Dilakukan Sampai 5 April
- Gerhana Matahari Terjadi Dua Hari Menjelang Idulfitri, Bisa Diamati dari Wilayah Ini
- Bantah Klitih dan Menyebutnya sebagai Kenakalan Remaja, Polres Semarang Viral
- Erick Thohir Jalankan Perintah Presiden Ketemu FIFA: Doakan Saya Demi Bangsa & Rakyat Indonesia
Advertisement
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- Begini Rumus Menghitung THR 2023
- Gelar Warteg Gratis untuk Duafa, Alfamart dan Heinz ABC Bagikan 20.000 Paket Buka Puasa
- Panas! Mahfud MD Tantang Arteria Dahlan Buntut Isu Transaksi Rp349 Triliun
- Gegara Isu Transaksi Rp349 Triliun, Mahfud: Sri Mulyani Sampai Nangis
- Perbandingan THR dan Gaji ke-13 2023 dengan Era Sebelum Pandemi, Lebih Besar?
- Mahasiswa Jogja! Pendaftaran Program Pertukaran Mahasiswa Sudah Dibuka
- Mahfud MD Sebut Pertanyaan DPR Soal Pencucian Uang seperti Menginterogasi Copet
Advertisement