Advertisement
Profesor Oxford: Lockdown dan Social Distancing Lemahkan Sistem Imunitas

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Seorang ilmuwan di Inggris mengatakan lockdown ketat dan social distancing bisa melemahkan sistem imunitas manusia.
Sunetra Gupta, profesor epidemiologi teoretis di University of Oxford, telah menyoroti betapa jauhnya jarak sosial untuk waktu yang lama dapat berarti tubuh manusia kurang terpapar oleh kuman biasa dan karenanya melemahkan pertahanan kita terhadap penyakit di masa depan.
Advertisement
Profesor Gupta menjadi berita utama pada bulan Maret setelah model skenario kasus terbaik timnya untuk dampak COVID-19 diterbitkan.
BACA JUGA : Ini Cara Tingkatkan Imunitas Selama di Rumah
Profesor Gupta, yang sejak itu menyerukan agar Inggris dikunci lebih cepat, telah membandingkan sistem kekebalan manusia dengan pepohonan “yang menunggu untuk dibakar”.
Dia mengatakan kepada The Daily Telegraph: ini adalah peringatan untuk tidak menganggap bahwa situasi di mana kita tidak menderita serangan reguler oleh patogen menempatkan kita pada posisi yang lebih baik.
“Jika kita kembali ke titik di mana kita tidak memiliki paparan, di mana kita menjaga semuanya keluar dan kembali ke keadaan yang ada sebagai komunitas yang relatif terisolasi, kita seperti gumpalan pohon yang menunggu untuk dibakar. Begitulah yang terjadi di zaman pandemi." Katanya.
Ahli epidemiologi terkemuka juga membandingkan kondisi kehidupan saat ini dan kurangnya paparan virus dengan contoh ekstrem pada 1918 dan Flu Spanyol yang berlanjut setelah berpuluh-puluh tahun tanpa penyakit dan kemudian membunuh 50 juta orang.
Mengenai parahnya pandemi Flu Spanyol, dia berkata itu karena pada tahun 1918 tidak ada flu sama sekali di Eropa selama 30 tahun.
COVID-19 adalah penyakit yang sangat kompleks dan terkait dengan wabah SARS yang mematikan di China pada tahun 2003 - yang menewaskan lebih dari 800 orang.
BACA JUGA : Beradaptasi saat New Normal, Ini Cara Menjaga Daya Tahan
Pada berbagai jenis infeksi coronavirus, Profesor Gupta menyoroti nilai terkena penyakit serupa. "Jenis kekebalan yang melindungi Anda dari gejala yang sangat parah dan kematian dapat diperoleh dengan paparan patogen terkait daripada virus itu sendiri." katanya.
Selama pandemi coronavirus, pembatasan perjalanan juga menjadi sumber kontroversi - termasuk 14 hari aturan isolasi diri.
Profesor Gupta telah menyoroti pedang bermata dua dari gerakan global. Dia menyoroti bepergian ke luar negeri dapat meningkatkan penyebaran virus tetapi pencampuran dengan orang lain di lingkungan yang berbeda dapat memperkuat perlindungan terhadap virus dan bakteri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Membutuhkan Investasi untuk Mewujudkan Emisi Nol Bersih 2060
- Sudirman Said Luncurkan Antologi Kedua "Bergerak dengan Kewajaran"
- Gandeng OJK, Kemendagri Terus Perkuat Perekonomian Daerah
- Dugaan Data DPT Pemilu 2024 Bocor, Ini Instruksi Menkominfo kepada Ditjen Aptika
- Survei Y-Publica Sebut Tingkat Kepuasan Publik kepada Jokowi Capai Rekor Tertinggi
- Hamas: Tujuan Israel di Perang Gaza Tak akan Tercapai
- Belasan Ambulans Bantuan Kemanusiaan Arab Saudi Masuk ke Jalur Gaza
Advertisement
Advertisement