Advertisement
BNPB Sebut Masih Ada 727 Titik Panas di Sumatra
Karhutla yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Senin (9/9) lokasinya tak jauh dari kawasan sekolah dan permukiman penduduk sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat yang terpapar kabut asap. - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan berdasarkan Pantauan citra satelit modis-catalog embaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam kurun 24 jam terakhir dengan tingkat kepercayaan 30 persen, teridentifikasi 727 titik panas atau hot spots di wilayah Sumatera Selatan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyatakan Titik panas terbanyak berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Ia menyebutkan Titik panas juga teridentifikasi di beberapa kabupaten, seperti Banyuasin 188 titik, Musi Banyuasin 90, Muara Enim 26 dan Ogan Ilir 17.
Advertisement
“Dilihat arah angin pada citra satelit Himawari pukul 16.00 WIB, asap kebakaran hutan dan lahan [karhutla] mengarah umumnya dari tenggara ke barat laut,” kata Agus dalam keterangan resmi, Selasa (15/10/2019).
Agus mengatakan berdasarkan pantauan BNPB pukul 16.00 WIB, kualitas udara di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) masih bertengger di angka 194 yang berarti sangat tidak sehat. Kualitas tersebut dilihat dari indikator PM2,5.
BACA JUGA
“Sementara itu, rilis BMKG pada hari ini (15/10) mencatat bahwa berdasarkan pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP dan NOAA 20 selama seminggu terakhir (8 Oktober - 14 Oktober 2019), terdeteksi peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah, salah satunya di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Dia mengatakan berdasarkan Informasi dari BPBD Provinsi Sumsel, Asap terpantau berkurang dibandingkan kemarin (14/10). Kendati begitu, katanya, aktivitas kegiatan belajar mengajar masih diliburkan hingga hari ini.
Agus juga menyebutkan berdasarkan citra satelit, asap terdeteksi di wilayah Sumatera, seperti di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Dia menyatakan sebaran asap tidak sampai melewati batas negara.
Lebih lanjut, Agus menyatakan, penanganan karhutla masih terus diupayakan oleh pos komando penanganan darurat bencana asap wilayah Sumsel. Pemadaman darat dilakukan dengan dukungan pengeboman air dari udara.
“Personel gabungan yang disiagakan di Sumsel mencapai 8.679 personel dan 7 helikopter water-bombing dan 2 untuk patroli,” katanya.
Berdasarkan data Januari hingga Agustus 2019, luas lahan terbakar di Sumsel mencapai 11.826 hektare. Sementara itu uasan lahan terbakar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 328.722 ha.
Selain itu, beberapa wilayah terdampak karhutla masih menunjukkan kualitas udara buruk. Data BNPB kualitas udara hari ini (15/10) dengan indikator PM 2,5 di wilayah Jambi menunjukkan kualitas udara sangat tidak sehat (199), Kalimantan Tengah tidak sehat (129), Kalimantan Selatan tidak sehat (93), Riau tidak sehat (52), sedangkan Kalimantan Barat baik (10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Selenggarakan Mudik Motor Gratis Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
- Polsek Koja Amankan Tiga Pengamen Pocong yang Resahkan Warga
- Shell Hentikan Pembangunan Pabrik Biofuel Rotterdam Gara-gara Ekonomi
- Profil Ratu Maxima yang Sedang Berkunjung ke Indonesia
- Bom Bunuh Diri Guncang Markas Pasukan Pakistan, 3 Tewas
Advertisement
Advertisement
Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi
Advertisement
Berita Populer
- Nelayan Diimbau Tak Melaut Saat Siklon Tropis FINA Masih Mengancam
- Developer dan Perbankan Didorong Kembangkan Hunian Vertikal Terjangkau
- Pakar UGM Soroti Kredit Rp20 T Peternakan Ayam, Usulkan Urban Farming
- Daftar 15 Rute Trans Jogja: Malioboro hingga Prambanan
- PBB Belum Terima Laporan Hasil Pembicaraan AS dan Ukraina di Jenewa
- Drainase Jadi Tempat Buang Limbah, Sleman Langganan Genangan
- Kementerian ATR/BPN Raih Apresiasi BeritaSatu 2025
Advertisement
Advertisement




