Advertisement
Hasil Studi: Covid-19 Varian Delta Menyebar Semudah Cacar Air

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Covid-19 varian Delta jauh lebih menular, dan dikhawatirkan lebih mungkin untuk menembus perlindungan yang diberikan oleh vaksin. Demikian menurut presentasi internal yang diedarkan dalam Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Presentasi itu juga menyatakan bahwa varian tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada semua versi virus lainnya yang diketahui.
Advertisement
BACA JUGA : Kemenkes: Varian Delta Sudah Menyebar di Seluruh Indonesia
Rochelle P. Walensky, direktur badan tersebut, mengakui bahwa orang yang divaksinasi dengan apa yang disebut infeksi terobosan varian Delta membawa virus sebanyak orang yang tidak divaksinasi, dan dapat menyebarkannya dengan mudah.
Tetapi dokumen internal menjabarkan varian Delta lebih menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman dan cacar, dan menular seperti cacar air, menurut dokumen itu, melansir The New York Times, Senin (2/8/2021).
Dokumen yang pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post pada Kamis (29/7/2021) memperkirakan bahwa satu pembawa varian dapat menginfeksi antara 5 dan 9,5 orang. Ini jauh lebih tinggi dari angka 1,5 hingga 3,5 individu untuk varian sebelumnya.
Dokumen tersebut mengatakan satu pasien cacar air dapat menginfeksi sekitar 8,5 orang.
Langkah selanjutnya bagi badan tersebut adalah untuk “mengakui perang telah berubah,” kata dokumen itu.
Nada dokumen mencerminkan alarm di antara ilmuwan CDC tentang penyebaran Delta di seluruh negeri, kata seorang pejabat federal yang telah melihat penelitian yang dijelaskan dalam dokumen. Agensi diharapkan untuk mempublikasikan data tambahan pada varian pada hari Jumat.
“CDC sangat prihatin dengan data yang masuk bahwa Delta adalah ancaman yang sangat serius yang membutuhkan tindakan sekarang, ”kata pejabat itu.
BACA JUGA : WHO Akui Varian Delta Ancam Kemajuan Penanganan Covid-19
Dr. Walensky menyebut penularan melalui orang yang divaksinasi sebagai peristiwa langka.
Data badan tersebut menunjukkan bahwa orang dengan sistem kekebalan yang lemah harus memakai masker bahkan di tempat-tempat yang tidak memiliki penularan virus yang tinggi. Begitu juga orang yang harus divaksinasi yang berhubungan dengan anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, atau orang yang rentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement