Advertisement
Gletser Himalaya Longsor, Ratusan Orang Diperkirakan Tewas

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sekitar 130 orang dikhawatirkan tewas di India utara setelah gletser di pegunungan Himalaya longsor dan menyebabkan gelombang air berkecepatan tinggi hingga menyapu sebuah bendungan dan merusak infrastruktur lainnya.
Misi penyelamatan mulai menemukan banyak mayat yang hanyut ketika gelombang air, lumpur, dan batu menyapu jurang sempit di distrik Chamoli, di negara bagian Uttarakhand, Himalaya. Tujuh mayat ditemukan kemarin malam, tetapi 125 orang lainnya masih hilang seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (8/2/2021).
Advertisement
Menurut komisi manajemen krisis nasional (NCMC) India, banjir di sepanjang lembah Himalaya disebabkan oleh gletser gunung yang sebagian pecah ke sungai Rishiganga. Akibatnya, terjadi kenaikan dramatis permukaan air di bagain hulu.
BACA JUGA : Gletser di Papua akan Hilang dalam Satu Dekade
Beberapa orang mengatakan insiden itu menunjukkan dampak yang semakin besar dari krisis iklim setelah survei tahun 2019 menemukan bahwa gletser Himalian mencair dengan "kecepatan yang mengkhawatirkan".
Para aktivis dan penulis lokal juga menyalahkan pembangunan yang intensif di sepanjang sungai Uttarakhand dan kawasan pegunungan. Akibatnya, kestabilan wilayah Himalaya yang secara ekologis terganggu mengakibatkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem.
Ada 550 proyek bendungan dan pembangkit listrik tenaga air di negara bagian Uttarakhand dengan 152 proyek bendungan besar. Lokasinya berada di daerah yang terkena banjir bandang kemarin.
Sedangkan, 58 proyek terdapat di sepanjang sungai dan anak sungainya selain sebuah jalan baru juga sedang dibangun menuju pegunungan untuk memudahkan akses bagi wisatawan ke kuil Kedarnath yang terkenal di Uttarakhand.
BACA JUGA : Pangeran William dan Kate Middleton Nonton Gletser
Pembangunannya dilakukan dengan peledakan batu dan pembuangan lumpur dan puing-puing ke perairan.
Ridayesh Joshi, penulis buku Rage of the River yang berisi soal insiden banjir serupa di Kedarnath, Uttarakhand pada 2013 yang merenggut hampir 6.000 nyawa, mengatakan bahwa para ahli dan aktivis telah mempertanyakan proyek bendungan dan jalan tersebut.
“Di kawasan Himalaya ini, terdapat 10.000 gletser besar dan kecil, sehingga kita harus sangat berhati-hati dalam membangun proyek pembangunan di kawasan yang rentan secara ekologis ini, terutama karena perubahan iklim membuatnya semakin rapuh,” kata Joshi.
Dia mengatakan, bahwa pemerintah ingin mengeksploitasi tenaga air untuk pendapatan dan memberikan persetujuan untuk semua proyek bendungan besar ini di setiap sungai.
Hanya saja, hal itu dinilai melanggar undang-undang lingkungan.
BACA JUGA : Gletser Selandia Baru Jadi Kecoklatan karena Kebakaran
“Kami tidak dapat mengatakan bahwa proyek-proyek ini sepenuhnya menjadi penyebab bencana terbaru ini, tetapi mereka jelas merupakan salah satu faktor yang berkontribusi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement