Advertisement
Ini Perbedaan Rapid Test Antigen, PCR, dan GeNose

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Saat ini tersedia berbagai metode tes virus Covid-19 yang bisa Anda gunakan sesuai kebutuhan. Ketiga alat tes virus Corona tersebut, yakni rapid test antibodi, rapid test antigen, dan test usap (swab test) atau polymerase chain reaction (PCR).
Baru-baru ini, tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) bahkan kini memperkenalkan alat baru yang telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan, yakni GeNose.
Advertisement
Alat tes buatan Indonesia ini per unitnya diperkirakan mampu melakukan 120 kali pemeriksaan per hari. Salah seorang peneliti Kuwat Triyana mengatakan biaya tes deteksi Covid-19 menggunakan GeNose C19 cukup murah, yaitu sekitar Rp15.000 - Rp25.000.
Lantas bagaimana cara ketiga alat test Covid-19 tersebut? Berikut perbedaan antara rapid test antigen, PCR, dan GeNose:
1. Rapid test antigen
Metode tes cepat antigen atau rapid test antigen memiliki target deteksi materi genetik/protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang.
Adapun, sampel yang diambil berasal dari swab nasal/nasaforing sesuai dengan jenis kit antigen yang digunakan. Hasil dari tes ini bisa diketahui sekitar 30 menit setelah tes dilakukan. Rapid test antigen atau swab antigen ini memiliki tingkat akurasi 70 hingga 90 persen dengan harga yang terjangkau dibandingkan PCR.
2. Tes Usap/Swab/PCR
Metode swab test atau PCR memiliki target deteksi materi genetic (DNA dan RNA) dari virus SARS-COV-2.
Sampel yang diambil adalah swab nasaforing dan swab tenggorok/orofaring. Hasil dari tes ini bisa didapatkan sekitar 1-2 hari setelah sampel diterima di laboratorium. Tes PCR memiliki tingkat akurasi tinggi dalam mendeteksi virus karena langsung mendeteksi keberadaan virus dan tak perlu diulang.
3. GeNose C19
Salah satu anggota Tim Pengembang GeNose Dian Kesumapramudya Nurputra mengungkapkan GeNose mengidentifikasi virus corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).
Tim ahli Universitas Gadjah Mada ini mengatakan VOC terbentuk lantaran adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas. Menurutnya, pemeriksaan menggunakan GeNose akan terlebih dahulu diminta mengembuskan napas ke tabung khusus. Metode ini berbeda dengan PCR maupun rapid test antigen.
Sensor-sensor dalam tabung itu lalu bekerja mendeteksi VOC. Kemudian, data yang diperoleh akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil dalam waktu kurang dari 2 menit dengan tingkat akurasi 97 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
Advertisement

Akhirnya Tanah Tutupan Jepang di Bantul Kini Sudah Bersertifikat
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Hasan Nasbi: Mahasiswa Unggah Meme Presiden Prabowo dan Jokowi Sebaiknya Dibina
- Pakistan Sebut Mempertimbangkan Opsi Damai dengan India, Ini Syaratnya
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
- Donald Trump Sebut India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata karena Mediasi Amerika Serikat
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
Advertisement