Advertisement
Epidemolog Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Terencana

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut penanganan Covid-19 di Indonesia tidak terencana dan tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini terlihat dari tren kasus harian yang secara konsisten cenderung naik.
Menurut Pandu, tren kenaikan kasus harian telah lama memberikan sinyal bahwa Indonesia memerlukan aksi untuk mengendalikan penyebaran virus Corona. Namun, hingga saat ini Pandu belum melihat hal tersebut.
Advertisement
“Pencegahan 3M masih kedodoran, surveilans masih kurang tenaga. Beginilah mengatasi pandemi tanpa rencana, tak terkoordinasi,” tulis Pandu melalui akun Twitter miliknya @drpriono1, Jumat (27/11/2020).
Adapun sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat penambahan kasus positif virus Corona di Indonesia sempat lebih dari 5.000 orang selama tiga hari. Selain itu selama sepekan terakhir penambahan kasus selalu melampaui 4.000 orang.
“Ini menjadi alarm bagi kita semua. Kasus positif bertambah apabila tidak ada langkah serius dari masyarakat maupun pemerintah daerah,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (26/11/2020).
Dia pun meminta masyarakat tidak lengah. Protokol kesehatan Covid-19 harus selalu diimplementasikan dalam setiap aktivitas. Disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak adalah kunci melindungi diri sendiri dan orang terdekat dari virus Corona.
“Bagi satgas di daerah jangan ragu menindak masyarakat yang masih abai,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penambahan kasus positif sebanyak 4.917 per hari ini, Kamis (26/11/2020), sehingga secara total menjadi 516.753 orang.
Pada sehari sebelumnya atau Rabu (25/11/2020), penambahan kasus positif virus Corona mencapai 5.534 orang sehingga totalnya menjadi 511.836 orang.
Satgas Covid-19 menaruh perhatian pada penambahan kasus di DKI Jakarta selama sepekan terakhir, hingga 22 November 2020. Selain Ibu Kota Negara, Satgas juga menyorot dua provinsi lain, yakni Riau dan Jawa Timur.
Dalam satu pekan tersebut dibandingkan dengan pekan sebelumnya ketiga wilayah itu, Riau, Jawa Timur, dan DKI Jakarta, masing-masing mencatat kenaikan 139,4 persen, 44,4 persen, dan 23,9 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
- Ratusan Siswa di Garut Diduga Keracunan Makanan MBG
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
Advertisement
Advertisement