Advertisement

Di Pulau Jawa, Tingkat Infeksi Covid-19 Jawa Barat Paling Rendah

Wisnu Wage Pamungkas
Selasa, 23 Juni 2020 - 05:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Di Pulau Jawa, Tingkat Infeksi Covid-19 Jawa Barat Paling Rendah Gubernur Jabar yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid/19 Jawa Barat Ridwan Kamil

Advertisement

Harianjogja.com, BANDUNG — Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat infeksi Jawa Barat berada di angka 6,6% dan terendah di Pulau Jawa.

"Hal ini menandakan, walaupun provinsi ini [Jabar] jumlah penduduknya besar, tapi tingkat infeksinya persentasenya paling kecil di urutan ke-28 dari 34 provinsi,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil dalam jumpa pers usai Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (22/6/2020).

Advertisement

Kang Emil melaporkan, angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 Jabar konsisten di bawah 1, meski fluktuatif. Tingkat keterisian ruang perawatan Covid-19 di rumah sakit rujukan hanya 27,64 persen. Artinya, sekitar 72,36 persen ruang perawatan Covid-19 di rumah sakit rujukan masih tersedia.

“Angka rata-rata reproduksi [Covid-1], Alhamdulillah di bawah 1. Setiap minggu kita melaporkan. Minggu ini memang ada kenaikan di 0,9. Tapi, kalau rata-rata selama dua minggu, (Rt) kami ada di 0,68,” ucapnya.

“Dan berita baik lagi dari rumah sakit, turun lagi tingkat keterisian. Jadi, keterisian selalu menurun, menandakan tingkat kesembuhan yang sudah tujuh kali lipat dari tingkat kematian. Sekarang tinggal di 27,64 persen [presentase keterisian rumah sakit rujukan],” imbuhnya.

Menurut Kang Emil, alat deteksi SARS-CoV-2 yang dikembangkan Unpad, yakni Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0, akan diproduksi sebanyak 5.000 kit dan memasuki validasi ke sampel virus asli.

Perbedaan rapid test 2.0 dengan rapid test yang umum digunakan saat ini adalah molekul yang dideteksi. Rapid test Covid-19 yang umum mendeteksi antibodi, dan rapid test 2.0 mendeteksi antigen. Sehingga, rapid test 2.0 dinilai dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.

“Kita juga sudah mulai memproduksi rapid test 2.0. Dalam minggu-minggu ini dirilis 5.000. Yang sangat membanggakan karena rapid test ini adalah rapid test canggih mengetes antigen, bukan antibodi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hendak Mengambil Ponsel, Warga Sleman Malah Kecemplung Sumur

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement