Advertisement

Ini 10 Indikator yang Bisa Melonggarkan PSBB..

Aziz Rahardyan
Kamis, 28 Mei 2020 - 12:47 WIB
Sunartono
Ini 10 Indikator yang Bisa Melonggarkan PSBB.. Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Pemprov DKI Jakarta akan memberikan sanksi berupa mencabut perizinan kepada perusahaan yang tetap beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kecuali delapan sektor yang memang diizinkan. - ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo mengungkap ada 10 indikator yang menjadi pegangan pemerintah untuk memberikan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Apabila suatu daerah mendapat zona hijau di 10 indikator sesuai rekomendasi WHO ini, maka daerah tersebut akan diberikan pilihan pelonggaran PSBB untuk menghidupkan lagi sektor-sektor aktivitas masyarakat yang sempat mati suri akibat pembatasan.

"Tapi apakah [PSBB] itu langsung bisa dibuka atau tidak, itu sangat ditentukan oleh kesiapan daerah, terutama kesanggupan bupati, wali kota, atau gubernur," jelasnya selepas menghadiri ratas bersama Presiden RI, Rabu (27/5/2020).

Apakah Jakarta telah layak mendapat pelonggaran PSBB? Berikut data-datanya dihimpun dari berbagai sumber:

Penurunan Tren Jumlah Kasus Positif 50 persen Selama Dua Minggu

Menilik laman corona.jakarta.go.id, Jakarta memiliki puncak penambahan kasus harian tertinggi sejumlah 223 kasus pada 16 April 2020.

Dalam dua minggu terakhir, jumlah penambahan harian kasus positif (13-27 Mei 2020) berturut-turut 134, 180, 62, 116, 127, 74, 57, 97, 70, 96, 127, 118, 67, 61, dan 137.

Artinya, dalam dua minggu terakhir, masih ada beberapa hari di mana angka tren penambahan kasus Jakarta masih terbilang tinggi.

Penurunan Tren ODP dan PDP 50 Persen Selama Dua Minggu

Menilik laman corona.jakarta.go.id, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Jakarta baru mencapai rekor tertinggi justru selama dua minggu terakhir, yakni sekitar 2.900 orang pada 15 Mei 2020, disusul lebih dari 2.500 orang pada 18 Mei 2020.

Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP), pernah mencapai rekor tertinggi pada 18 April 2020 di mana jumlahnya mencapai sekitar 2.300 pasien. Namun demikian, dalam dua minggu terakhir, jumlah PDP tampak aman karena tertinggi hanya mencapai 434 pada 25 Mei 2020.

Penurunan Jumlah Meninggal Kasus ODP dan PDP

Pada laman corona.jakarta.go.id, data ini bisa dilihat secara general di grafik pemakaman jenazah dengan prosedur tetap (Protap) Covid-19.

Jumlah laporan meninggal pernah mencapai 54 kasus dalam sehari. Namun, belakangan ini, tampak terus turun ke angka 15 kasus pada 22 Mei 2020, walaupun sempat naik lagi hingga 27 kasus pada 26 Mei 2020.

Penurunan Jumlah Kasus Positif yang dirawat di RS

Data positif Covid-19 terbaru di DKI Jakarta pada Rabu (27/5/2020) menunjukkan dari 6.826 pasien positif, masih ada 2,034 pasien yang dirawat di RS atau berada di angka 30 persen.

Angka ini terbilang turun karena Jakarta tercatat pernah merawat hingga 2.360 pasien positif Covid-19 pada 10 Mei 2020.

Penurunan jumlah ODP dan PDP yang dirawat di rumah sakit

Belum ada data spesifik secara terpisah yang menunjukkan jumlah ODP dan PDP yang dirawat di RS.

- Kenaikkan Jumlah Sembuh dari Kasus Positif

Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nasional, dalam satu minggu terakhir tren pasien sembuh di DKI Jakarta berturut-turut 129, 52, 54, 22, 69, 13, dan 14 orang.

Kenaikkan jumlah selesai pemantauan atau pengawasan dari ODP dan PDP

Data terakhir pada 27 Mei 2020, jumlah ODP yang telah selesai dipantau mencapai 28.880 orang atau 98 persen dari total akumulasi 29.589 ODP di DKI Jakarta.

Adapun jumlah PDP yang telah selesai diawasi mencapai 8.511 orang atau 90 persen dari total akumulasi 9.241 PDP di DKI Jakarta.

Tingkat reproduksi efektif atau tingkat penularan dari satu orang positif Covid-19 (Rt) berada di angka kurang dari 1

Masyarakat bisa ikut mengawasi angka Rt di DKI Jakarta lewat laman https://www.thebonza.com/dashboard/ milik perusahaan analisis big data Bonza Teknologi Indonesia.

Dalam laman tersebut, tersedia tingkat Rt di seluruh provinsi se-Indonesia yang terdampak Covid-19. DKI Jakarta tampak telah memasuki angka 0,99 per 26 Mei 2020. Sebelumnya, Anies mengungkap bahwa DKI Jakarta pernah menyentuh angka Rt = 4 di kisaran Maret 2020.

- Jumlah Pemeriksaan Spesimen Meningkat dalam Dua Minggu Terakhir

Masyarakat juga bisa melihat performa kapasitas tes di Jakarta lewat laman corona.jakarta.go.id, tepatnya data positivity rate Covid-19.

Data terakhir per 26 Mei 2020 menunjukkan dari total 1.036 spesimen yang dites terdapat 189 spesimen positif sehingga positivity rate spesimen per hari berada di angka 13,4 persen.

Hal ini menunjukkan peningkatan, karena sekitar awal April 2020, kapasitas tes DKI Jakarta masih hanya maksimal mampu menerima di bawah seribu spesimen.

Sementara untuk penelitian kasus baru, terdapat 105 orang positif dari total 882 orang yang dites, sehingga positivity rate kasus baru per hari berada di angka 11,9 persen.

Kapasitas RS yang Merawat Pasien Positif Covid-19 Di Bawah 60 Persen

Doni sendiri yang menjelaskan bahwa okupansi rate RS rujukan Covid-19 di Jakarta semula pada 17 Mei tercatat 54,3 persen, pada saat ini telah turun sebanyak 7,4 persen menjadi 46,9 persen.

Artinya jumlah tempat tidur yang menjadi RS rujukan Covid-19 telah memenuhi kriteria, bahkan telah berada di angka kurang dari 50 persen.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Antisipasi Kemarau, Pemkab Sleman Siapkan Pompanisasi

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement