Advertisement
Sering Dicap Partai Khilafah, Ini Komentar PKS DIY
PKS. - Harian Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DIY memberikan jawaban atas tudingan seringnya PKS dikaitkan dengan khilafah atau Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kader PKS yang duduk di parlemen berkomitmen memperjuangkan kepentingan umum sebagai wujud rasa nasionalisme.
Ketua DPW PKS DIY Darul Falah menegaskan jika ingin mengaitkan PKS dengan paham khilafah tidak ada bukti yang kuat karena faktanya selama ini PKS justru memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Ia mengakui ada pihak yang mengkaitkan PKS dengan khilafah, terutama berkaitan dengan penampilan.
Advertisement
“Jadi kalau ingin membenturkan langsung [antara PKS dengan khilafah] ya tidak ada bukti. Khilafah itu seperti HTI tentu berbeda, dan kami berpolitik justru sebagai wujud dari nasionalisme karena kami mematuhi aturan yang ada di negara ini. Mungkin dari sisi penampilan barang kali [sering dikaitkan dengan khilafah, HTI], tetapi kami sangat nasionalis,” katanya Senin (26/7/2019).
Ia menjelaskans eorang Islam memang harus nasionalis, sehingga seorang muslim yang baik tentu memiliki rasa nasinalisme yang tinggi terhadap bangsanya sendiri. Hal itu sejalan dengan PKS. Falah menilai, salah satu bukti cinta terhadap negara minimal jujur dan tidak melakukan korupsi. Menurutnya PKS menjadi partai yang hampir tidak pernah terjerat kasus korupsi, jika ada hanya satu atau dua yang dilakukan secara individu.
BACA JUGA
Falah menambahkan, seluruh kadernya yang duduk di kursi legislatif terutama di DIY memiliki komitmen kuat dalam mendukung kebijakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Komitmen ini sebagai bentuk rasa nasionalisme, sehingga tidak sesuai jika PKS dikaitkan dengan ajaran yang tidak memiliki rasa nasionalisme.
“Kami makin cinta terhadap negara ini karena itu yang diwariskan oleh pendahulu kami, bahwa tokoh Islam terdahulu memiliki kecintaan yang besar terhadap negara ini,” ujarnya.
Ketua Fraksi PKS DPRD DIY Agus Sumartono mengatakan soal nasionalisme sebenarnya sudah harus selesai dibahas dan tidak perlu meragukan nasionalisme PKS terhadap bangsa. “Jadi untuk urusan dasar Negara, bentuk Negara itu sudah paripurna karena itu menjadi pilihan kesepakatan nasional, umat Islam dan PKS menjadi bagian dari yang ada di sana, nasionalisme,” katanya.
Ia mengatakan dalam pembekalan bagi anggota Fraksi PKS dan sejumlah pengurus PKS di seluruh DIY yang digelar kemarin juga menekankan materi nasionalisme. Oleh karena itu pihaknya menghadirkan narasumber dari TNI yang mengulas sisi nasionalisme secara umum dan ustaz yang mengulas tentang peran umat Islam terhadap nasionalisme.
“Nasionalisme itu salah satunya harus bisa mensejahterakan, mencerdaskan kehidupan bangsa. Isu kedaulatan, pendidikan, kesejahteraan dan membangun sinergi bersama TNI, Polri, ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, orpol, ormas dan seluruh elemen bangsa, itu menjadi fokus kami,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Meski Libur, Warga Bisa Dapatkan Layanan Pertanahan Seluruh Indonesia
- Gerindra Dukung Kepala Daerah Dipilih DPRD, Ini Alasannya
- Kemenhub: Arus Mudik Natal 2025 Lancar dan Terkendali
- BMKG Peringatkan Hujan Ekstrem Ancam Pulau Belitung
- Respons Bendera GAM, Hasto PDIP: Di NKRI Hanya Ada Merah Putih
- Wujud Kepedulian di Nataru, PLN Perkuat Kemandirian Lapas IIA Semarang
- DPR Desak Pemerintah Pulangkan 600 WNI Korban Scam
Advertisement
Advertisement




