Advertisement
Maroko Pertimbangkan Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel
Warga Palestina berkumpul di sekitar puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dengan kelompok Hamas di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Kamis (19/10/2023). Antara/Reuters - Ibraheem Abu Mustafa
Advertisement
Harianjogja.com, RABAT—Pemerintah Maroko menyatakan siap mempertimbangkan petisi yang menyerukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.
"Pemerintah siap mempertimbangkan petisi tersebut,” kata juru bicara pemerintah Mustafa Baytas usai rapat kabinet.
Advertisement
Para pegiat HAM mengumumkan rencana mengajukan petisi yang menuntut pemerintah menghentikan normalisasi hubungan dengan Israel yang dalam kata lain memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu.
Petisi adalah salah satu cara bagi rakyat Maroko untuk mendesak pemerintah agar mengesahkan kebijakan pemerintah atau membatalkan perjanjian.
Sebuah komisi bentukan pemerintah akan mempelajari petisi itu untuk apakah akan diterima atau ditolak, dengan mempertimbangkan hukum Maroko.
Petisi apa pun harus ditandatangani 5.000 orang agar dapat dipertimbangkan oleh komisi tersebut.
“Petisi digalang berdasarkan undang-undang 2011, yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menyampaikan pendapatnya mengenai isu-isu pembangunan atau untuk meminta implementasi peraturan perundang-undangan dan hukum," kata Baytas.
BACA JUGA: Menlu Retno: Indonesia Berdiri Tegak Bersama Palestina Lawan Penjajahan Israel
BACA JUGA: Oposisi Israel Sebut Netanyahu Tak Layak Pimpin Negara
Maroko adalah negara Arab keempat yang setuju menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 setelah Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.
Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Sedikitnya 23.357 warga Palestina yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan itu, sedangkan 59.410 lainnya terluka.
Sementara itu, sekitar 1.200 orang Israel diyakini tewas akibat serangan Hamas.
Diperkirakan 85 persen warga Gaza telah mengungsi dan semuanya dalam kondisi rawan pangan, sedangkan ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung.
Kurang dari setengah truk bantuan yang tiba di Gaza dibanding sebelum dimulai konflik, kata PBB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Nepal Tewaskan 22 Warga
- Update Korban Amburknya Ponpes Sidoarjo, 36 Meninggal dan 27 Masih Pencarian
- Kronologi Jejak Viral Bjorka dan Penangkapan oleh Polisi
- HUT ke-80 TNI, 200 Motor Siap Dibagikan di Monas
- Pengumuman, Ada Peringatan HUT ke 80 TNI, Wisata Tugu Monas Ditutup
Advertisement
Starting Eleven Persipal vs PSS, Super Elja Ubah Racikan Pemain di Lini Tengah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Korban di Ponpes Al Khoziny, 14 Tewas, 104 Selamat, 49 Belum Ditemukan
- Tarif Langganan Internet Rumah di Indonesia Ternyata Termahal di ASEAN
- Daftar Operasi Besar yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Cek di Sini
- Besaran Gaji P3K Paruh Waktu di Bantul Masih Dibahas
- Hamas Setuju Gencatan Senjata, Trump Minta Israel Menghentikan Serangan
- Selamat! Bezzechi Raih Gelar Juara Sprint MotoGP di Mandalika
- Harga Pangan Hari Ini, Banyak yang Turun
Advertisement
Advertisement




