Advertisement
Krisis Listrik & Kesehatan Mengintai Imbas Suhu Udara Panas di Asia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Suhu udara Asia panas dalam sepekan terakhir. Hal ini meningkatkan risiko krisis listrik hingga kesehatan di sejumlah negara.
Mengutip Bisnis.com-jaringan Harianjogja.com dari Bloomberg, Minggu (23/4/2023), Thailand mencetak rekor suhu tertinggi pekan lalu, yakni 45 derajat celcius. Pada saat yang sama Bangladesh mencatat suhu lebih dari 40 derajat celcius.
Advertisement
Di India, panas ekstrem telah meningkatkan risiko krisis energi. Pemerintah telah memperingatkan mengenai risiko pemadaman listrik seiring dengan temperatur tinggi yang membuat penggunaan pendingin udara dan pompa irigasi naik.
Pada 2022, gelombang panas di India berdampak pada suplai gandum di negara tersebut.
Dampak dari panas ekstrem di Asia mengancam ekonomi di luar wilayah. China dan Vietnam merupakan pusat produksi sebagian besar pasokan elektronik hingga pakaian di dunia. Isu cuaca saat ini dengan risiko kekeringan datang saat kedua negara tengah dalam pemulihan dari pandemi Covid-19.
Baca juga: Jokowi Sebut Nama-Nama yang Cocok Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
Provinsi Yunnan, di barat daya China, sudah merasakan dampak dari panas ekstrem. Produksi aluminium di wilayah itu berkurang sejak September 2022 karena produksi listrik tenaga air berkurang. China akhirnya saat ini, bersama dengan India, mengandalkan batu bara untuk menjaga pasokan listrik.
Selain dampak ekonomi, cuaca ekstrem juga yang terjadi dia Asia dan beberapa negara di Asia Tenggara juga menjadi ancaman pemerintah mengenai kesehatan masyarakat.
Gelombang panas di India, dalam studi terbaru, membuat masyarakat di sana lebih rentan terhadap penyakit dan kelaparan.
“Rekor panas di Thailand, Cina, dan Asia Selatan adalah tren iklim yang jelas akan menyebabkan tantangan kesehatan masyarakat untuk tahun-tahun mendatang,” kata Fahad Saeed, seorang ilmuwan Analisis Iklim yang berbasis di Islamabad.
Cuaca ekstrem semakin sering terjadi karena perubahan iklim, dan dunia baru saja mengalami dua tahun La Nina — yang menyebabkan banjir di Pakistan dan kekeringan di Amerika Selatan. Pada tahun ini, kemungkinan juga akan kembali terjadi El Nino, yang akan membawa kondisi lebih kering di beberapa wilayah Asia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement