Advertisement
Peneliti Sebut Keragaman Karakteristik Masyarakat Indonesia Makin Kompleks, Ini Dampak Negatifnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Zainul Hidayat mengatakan heterogenitas dan multidimensi masyarakat Indonesia semakin meningkat dan kompleks.
“Dinamika kehidupan masyarakat Indonesia di mana setiap wilayah selalu memiliki heterogenitas dan multidimensi,” katanya di Jakarta, Sabtu (25/2/2023).
Advertisement
Heterogenitas sendiri merupakan keragaman karakteristik yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat di suatu wilayah.
Di sisi lain, heterogenitas dan multidimensi dari masyarakat Indonesia yang semakin kompleks itu menciptakan dinamika tersendiri dan semakin mengkhawatirkan.
Zainul menjelaskan heterogenitas dan multidimensi tersebut menciptakan kesenjangan ekonomi, pendidikan dan kesempatan lainnya.
Bahkan semakin mengkhawatirkan karena heterogenitas, multidimensi dan kesenjangan yang tercipta dibungkus dengan dalih agama sehingga mengancam kehidupan beragama.
“Selama beberapa tahun terakhir kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan,” ujar Zainul.
Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Agama telah berupaya untuk mencegah agar hal itu tidak semakin meluas yakni dengan membangun ukuran kerukunan berdasarkan Indeks Kerukunan Umat Beragama.
Menurut Zainul, langkah Kementerian Agama dengan membangun ukuran kerukunan melalui Indeks Kerukunan Umat Beragama merupakan upaya yang tepat.
Namun terdapat beberapa aspek yang masih harus ditekankan terutama mengenai dukungan advokasi untuk pemahaman masyarakat yang lebih mendalam.
Selain itu, penguatan metodologi termasuk pemilihan sampel serta merancang indikator yang lebih detail termasuk metode skor sebelum melakukan agregasi tingkat provinsi turut menjadi aspek yang perlu didalami oleh Kementerian Agama.
Kepala Pusat Litbang Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Arfi Hatim menjelaskan adanya Indeks Kerukunan Umat Beragama merupakan misi Kementerian Agama.
“Kementerian Agama merasa membutuhkan kebijakan untuk peningkatan kerukunan umat beragam dan membutuhkan kuantifikasi,” kata Arfi.
BACA JUGA: Rombongan Tokoh NU Magelang Kecelakaan di Tol, 4 Orang Meninggal Dunia
Indeks Kerukunan Umat Beragama telah diinisiasi sejak 2018 secara parsial hingga akhirnya disampaikan kepada Kementerian Pembangunan Nasional/Bappenas sebagai salah satu indikator pembangunan untuk mendukung program moderasi beragama.
Arfi mengatakan ketika program moderasi beragama dapat terlaksana diharapkan masyarakat dapat mengamalkan nilai agama secara moderat dan menghasilkan kehidupan beragama yang rukun.
“Program moderasi beragama pun telah menjadi salah satu isu yang dibahas dalam RPJMN 2024,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement