Advertisement
Survei Terbaru: Mayoritas Anak Muda Ingin Jadi Pebisnis, Sedikit yang Memilih PNS

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Mayoritas anak muda Indonesia memilih menjadi pebisnis dan investor di tengah berlangsungnya fenomena bonus demografi, menurut hasil survei KOLABORASI.COM pada 10 Januari hingga 9 Februari 2023.
"Sebanyak 58,3 persen responden memilih menjadi pengusaha atau pebisnis sebagai profesi untuk memperoleh penghasilan dan penghidupan," kata Manajer Riset KOLABORASI.COM Sahli Hamzah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Advertisement
Sementara itu pilihan menjadi investor memperoleh atensi responden pada angka 16,3 persen, pegawai negeri sipil (PNS) dan badan usaha milik negara (BUMN) sebanyak 13,5 persen, guru atau dosen mencapai 7,3 persen, serta pegawai swasta sebanyak 4,8 persen.
Sementara itu untuk pengembangan diri, mayoritas responden menginginkan ada asupan informasi dan literasi dalam hal berbisnis sebanyak 36,3 persen, teknologi sebanyak 24 persen, investasi sekitar 20,4 persen, pemasaran digital mencapai 14 persen, dan desain grafis berkisar 5,3 persen.
"Pekerjaan rumah bersama saat ini ialah bagaimana melakukan pemerataan akses informasi, literasi, serta kesempatan berusaha dan berkarya kepada anak muda hingga ke daerah karena mereka sudah menyadari menjadi bagian dari bonus demografi," tutur Sahli.
Selain pemilihan cara memperoleh penghasilan dan penghidupan, hasil survei juga menunjukkan ada kesadaran responden yang merupakan anak muda mengenai pentingnya peningkatan kemampuan baik hard skill maupun soft skill demi menunjang pilihannya sebagai pebisnis dalam berkompetisi.
Mayoritas responden meyakini bahwa dengan dominannya penduduk usia produktif dapat membawa Indonesia untuk mampu bersaing dalam bidang ekonomi, pendidikan serta budaya dan olahraga dengan negara lain di dunia. Itu menunjukkan adanya optimisme dari anak muda terkait potensi dari fenomena bonus demografi.
"Meski kita juga tidak dapat menutup mata bahwa fenomena ini juga memiliki tantangan dari sisi gizi buruk (stunting), kesadaran akan kesehatan, disorientasi budaya, lingkungan, ketahanan pangan, keamanan dan polarisasi yang terjadi akibat dinamika politik di masyarakat," ujarnya.
Responden yang dipilih berasal dari penduduk usia produktif pada 20-39 tahun di tujuh kota besar, mulai dari Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Makassar, dan Yogyakarta.
BACA JUGA: Angin Kencang hingga Longsor Terjang Rumah-Rumah di Bantul
Dari total jumlah populasi usia produktif di tujuh kota itu, didapati sekitar 400 orang sampel dengan tingkat confidence level di angka 95 persen dan margin of error sekitar 5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement