Advertisement

Promo November

Banda Purbakala di Klaten Banyak Terbengkalai

Taufik Sidik Prakoso
Jum'at, 15 April 2022 - 21:27 WIB
Budi Cahyana
Banda Purbakala di Klaten Banyak Terbengkalai Yoni berbentuk kepala hewan yang berada di lahan terdampak tol Solo-Jogja di sawah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, diduga benda cagar budaya (BCB). - JIBI/Solopos/Taufiq Sidik Prakoso

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Benda peninggalan era Mataram Kuno di Kabupaten Klaten ditemukan menyebar ke berbagai daerah dan mayoritas masih terbengkalai.

BACA JUGA: Rumah Hantu Dibuka Di Malioboro, Ibu Hamil Disarankan Tak Masuk 

Advertisement

Humas Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan sebaran temuan objek diduga cagar budaya (ODCB), benda cagar budaya (BCB) maupun berupa situs merata hampir di semua kecamatan.

Dari data yang dia miliki, Hari memperkirakan ada 158 lokasi temuan ODCB, BCB, maupun situs. Jumlah itu baru temuan berkaitan dengan peninggalan era Mataram Kuno atau antara abad ke-8 hingga ke-10.

Hari memperkirakan ada lebih dari 20 situs dan sebagian masih terpendam di dalam tanah. Lokasinya juga menyebar ke berbagai wilayah. Hari mendorong ada penelitian lebih lanjut dari instansi terkait untuk menggali situs-situs yang masih terpendam.

Hari mengatakan hampir semua temuan ODCB, BCB, maupun situs dan BCB di Klaten telantar. Kondisi situs terlantar itu termasuk situs yang berada di bawah pengelolaan pemerintah, seperti Situs Kali Woro serta Candi Karangnongko.

“Situs yang berada di bawah kewenangan pemerintah saja telantar apalagi yang belum,” jelas Hari, Jumat (15/4).

Hari mendorong berbagai pihak ikut merawat situs maupun temuan ODCB dan BCB di wilayah masing-masing.

“Jangan sampai sejarah yang ada kemudian hilang,” kata dia.

Tak Terawat

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan di Klaten banyak ditemukan jejak peninggalan era Mataram Kuno yang berupa temuan lepas maupun bagian dari situs. Terkait kondisi temuan-temuan itu, Susi mengakui temuan terutama ODCB lepas banyak yang tak terawat.

Dia mencontohkan seperti satu yoni di wilayah Delanggu yang kini dibiarkan di tepian jalan. Begitu pula dengan ODCB di wilayah Brangkal yang tak jauh dari kawasan bakal kena proyek tol.

Susi menjelaskan Disbudporapar belakangan membawa temuan-temuan lepas tersebut guna dirawat oleh pemkab. Temuan-temuan itu dikumpulkan di kawasan galeri seni Monumen Juang 45 Klaten yang digadang-gadang menjadi museum daerah.

BACA JUGA: Gejayan Dadi Siji, Gerakan Menolak Kekerasan Jalanan dengan Cara Asyik

Namun, proses pemindahan dari lokasi temuan itu tak semuanya berjalan mulus. Beberapa pihak masih belum mengizinkan ODCB yang ada di wilayah mereka diangkut dan dirawat Disbudporapar.

“Upaya kami ketika ada temuan lepas dan kondisinya rawan serta tak terawat kami ambil. Tetapi memang ada beberapa desa yang tidak mengizinkan temuan-temuan itu dibawa ke dinas. Sementara, untuk temuan yang ada di pekarangan warga, rata-rata warga mengizinkan dan saat ini kami sudah memindahkan sekitar 26 ODCB,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO

Jogja
| Sabtu, 23 November 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement