Advertisement
ISIS Kini Punya Pemimpin Baru
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengumumkan pemimpin baru mereka adalah Abu Al-Hassan al-hashemi al-Quraish setelah pemimpin sebelumnya tewas diserang pasukan khusus Amerika Serikat (AS) pada Februari.
Kelompok ini mengeluarkan pengumuman tersebut setelah tewasnya pemimpin terdahulu mereka, Abu Ibrahim al-hashemi al-Quraishi (Abu Ibrahim) dan juru bicaranya, Abu Hamza al-Quraishi (Abu Hamza) pada bulan Februari seperti dikutip situs ABC.net.au, Jumat (11/3/2022).
Advertisement
Menurut laporan Pemerintah Amerika Serikat, Abu Ibrahim seorang ustaz yang juga pernah menjadi tentara semasa pemerintahan Saddam Hussein di Irak tewas di Suriah Utara bulan Februari dengan meledakkan sendiri bom yang menewaskannya.
Dia tewas bersama keluarganya dalam operasi penangkapan yang dilakukan pasukan khusus Amerika Serikat. Dia menjadi pemimpin ISIS selama hampir dua tahun.
Kematiannya merupakan pukulan keras terhadap ISIS setelah sebelumnya pemimpin ISIS yang sudah lama berkuasa yaitu Abu Bakr al-Baghdadi juga tewas dalam serangan serupa pada tahun 2019.
ISIS tidak membantah atau mengukuhkan laporan AS tersebut dan juru bicara ISIS, Abu Umar al Muhajir, dalam keterangan yang direkam kemarin mengatakan bahwa pertempuran terakhir Abu Ibrahim adalah di penjara Ghuwayran yang terletak di Provinsi Hasaka di Suriah Timur Laut.
Menurut keterangan pejabat Suriah, sedikitnya 200 tahanan dan anggota kelompok militan dan 30 tentara tewas dalam serangan ISIS terhadap penjara tersebut pada bulan Januari dalam usaha mereka untuk membebaskan anggotanya yang ditahan di sana.
Al-Quraisy bukanlah nama asli mereka tetapi berasal dari Quraisy, nama suku tempat Nabi Muhammad berasal.
ISIS mengklaim para pemimpinnya berasal dari suku ini dan "al-Quraisyi" berfungsi sebagai bagian dari nama samaran pemimpin ISIS.
“Dia telah menerima kepemimpinannya,” kata al-Muhajer tentang pemimpin baru ISIS, tanpa memberikan nama aslinya.
Serangan AS bulan lalu adalah yang kedua kalinya dalam tiga tahun, di mana Amerika Serikat membunuh pemimpin tertinggi ISIS.
Dalam serangan itu, seperti dikutip dari Al Jazeera, sekitar 50 pasukan operasi khusus AS mendarat dengan helikopter dan menyerang sebuah rumah di sudut Suriah yang dikuasai pemberontak, bentrok selama dua jam dengan orang-orang bersenjata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pilgub Jakarta 2024, Demokrat Bakal Calonkan Dede Yusuf
- Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Visa Umrah Kini Tidak Boleh Buat Piknik, Ini Aturan Barunya
- ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya
- Ketua KPU Hasyim Asy'ari Kembali Dilaporkan Terkait dengan Kasus Asusila
Advertisement
Advertisement