Advertisement
BPS Ungkap Potensi Indonesia Alami Masa Keemasan Bonus Demografi
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Idi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Selasa (17/3/2020). - ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas.\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa potret ketenagakerjaan di Indonesia saat ini memiliki potensi yang baik untuk menghadapi masa keemasan bonus demografi.
Hal tersebut berdasarkan hasil temuan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021. Adapun, Indonesia telah memasuki era bonus demografi di mana usia produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk di dalam negeri. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 memperkirakan 2021 menjadi puncak bonus demografi di Indonesia, di mana 60 tenaga kerja produktif mendukung 100 penduduk.
Advertisement
Hal ini didukung oleh hasil Sensus Penduduk 2020 yang mencatat terdapat 270,2 juta jiwa di Indonesia. Total penduduk didominasi oleh generasi Z (1997-2012) sebesar 27,94 persen atau 74,93 juta jiwa; milenial (1981-1996) sebesar 25,87 persen atau 69,38 juta jiwa; dan generasi X (1965-1980) sebesar 21,87 persen atau 58,65 juta jiwa.
Hal ini didukung lebih jauh lagi dengan temuan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021. Pada survei tersebut, kontribusi tertinggi pada angkatan kerja nasional pada tahun kedua pandemi adalah milenial (24-39 tahun) sebesar 37,37 persen, dan gen X (40-55 tahun) sebesar 34,52 persen.
"Ini potensi ketika menghadapi bonus demografi," jelas Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono pada webinar Indonesian Demographic Outlook 2022, Kamis (16/12/2021).
Ateng menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 memainkan peran sentral dalam pengaruhnya terhadap produktivitas di Indonesia. Hal ini terlihat dari turunnya persentase bekerja pada penduduk usia 15 tahun ke atas (khususnya milenial dan gen X) pada saat pandemi Covid-19.
Pada Sakernas Februari 2020, angkatan kerja milenial mencapai 51 juta orang. Pada saat itu, pemerintah belum mengumumkan adanya pandemi dan situasi tanggap darurat di Indonesia. Angkatan kerja gen X juga masih mencapai angka yang tinggi yaitu 45 juta orang.
Pada Sakernas Agustus 2020, kedua kelompok umur angkatan kerja sama-sama mengalami penurunan. Namun, pada Sakernas Agustus 2021, peningkatan kembali terjadi khususnya pada kedua kelompok umur tersebut yaitu ke 48 juta orang pada kelompok milenial, dan 45 juta orang pada kelompok gen X.
"Kita ketahui Covid-19 baru masuk Indonesia tercatat pada Maret [2020]. Pada Februari, yang bekerja masih banyak. Lalu, menurun pada Agustus 2020 dan naik sedikit [lagi] pada posisi Agustus 2021. Artinya Covid-19 masih ada pengaruhnya," jelas Ateng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Cegah Nuthuk Saat Nataru, Dispar Bantul Wajibkan Pajang Harga
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- PO Cahaya Trans Setop Operasional Bus AKAP Usai Kecelakaan Maut
- Jelang Natal, Gegana Polda DIY Sterilisasi 8 Gereja di Kota Jogja
- Natal 2025 Aman, Polisi Sterilisasi Gereja-Gereja Besar di Bantul
- UMP Jateng 2026 Naik 7 Persen Lebih, Tembus Rp2.327.000
- Polda DIY Sterilisasi 40 Gereja di Seluruh DIY
- Real Betis Pecahkan Rekor Hujan Boneka, Tradisi Natal Penuh Makna
- Langgar Tata Ruang, Lapak Kopi Dadakan di Jembatan Kewek Dibongkar
Advertisement
Advertisement



