Advertisement
Poin Penting Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan yang Digulirkan Pemerintah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan substansi yang terdapat dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Ida mengatakan beberapa negara telah menerapkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (Unemployment Protection) antara lain Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.
Advertisement
“Penerapan sistem jaminan kehilangan pekerjaan di negeri-negara tersebut dapat dijadikan sebagai benchmarking dalam mendesain sistem jaminan Kehilangan pekerjaan di Indonesia,” kata Ida, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (19/1/2021).
BACA JUGA : Pendanaan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Masih
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan antara lain instansi yang menjadi regulator, teknis operasional, manfaat program, kualifikasi yang mendapatkan manfaat program, durasi dari manfaat program JKP tersebut, dan cakupan kepesertaan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan subtansi yang terdapat dalam RPP JKP yaitu pertama, kepesertaan program JKP berasal dari peserta penerima upah dan harus mengikuti empat program yaitu Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Pensiun (JP).
Kedua, penyelenggara program JKP terdiri atas BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker. Untuk BPJS Ketenagakerjaan berkaitan dengan cash benefit, sementara Kemenaker berkaitan dengan pelatihan dan pencarian kerja.
BACA JUGA : Hampir 80.000 Warga Jepang Kehilangan Pekerjaan Akibat
Ketiga, kriteria PHK dengan melakukan penggabungan, perampingan, atau efisiensi perubahan status kepemilikan perusahaan, kerugian, tutup dan pailit, serta pengusaha melakukan kesalahan terhadap pekerja. Kriteria tersebut dengan mengecualikan PKWT, pensiun, meninggal, dan cacat total.
Keempat, eligibilitas. Adapun ketentuan minimal masa kepesertaan prpgram JKP ialah 24 bulan, masa iuran 12 bulan, dan membayar iuran berturut-turut selama enam bulan.
Kelima, manfaat. Manfaat program JKP diberikan selama paling lama enam bulan dengan persentase tertentu dari upah dilaporkan atau rata-rata upah nasional.
Keenam, dari sisi iuran terdapat batas atas upah, yakni sesuai plafon (ceiling) Jaminan Pensiun atau menggunakan rata-rata upah nasional. Adapun sumbernya dari rekomposisi iuran JKK, modal awal, dan iuran pemerintah.
BACA JUGA : Di Masa Pandemi, Karyawan Kehilangan Pekerjaan
"Semua ini telah ditentukan, diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 [tentang Cipta Kerja]. Kami mem-break down-nya dalam aturan pemerintah," ucapnya.
Terkait penyusunan RPP JKP, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait penyusunan RPP tentang JKP, terutama dengan kementerian keuangan dan sekarang sedang dalam proses finalisasi.
“Dalam waktu dekat akan membahas draf RPP JKP bersama tripartit. Ini baru draf karena kami dalam proses penyusunan RPP-nya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Merek-Merek Air Minum dalam Kemasan Ini Termahal di Dunia, Ada yang sampai Rp1 Miliar
- Dewan Pers Keluarkan Pedoman Penggunaan AI untuk Kerja Jurnalistik
- Kebakaran Resor di Turki, 78 Orang Tewas dan 11 Orang Ditangkap
- Temuan Flu Burung di AS, 100.000 Lebih Bebek Dimusnahkan
- Inpres Efisiensi Anggaran, Presiden Prabowo Perintahkan Pemda Potong Perdin 50 Persen dan Kurangi Seminar
Advertisement
Libur Panjang Akhir Januari, Pertamina Pastikan Pasokan Energi untuk DIY dan Jateng Aman
Advertisement
Mengenal Fenomena Set Jetting dalam Berwisata, Ini Rekomendasi Lokasinya di Beberapa Kota
Advertisement
Berita Populer
- Kebakaran Resor di Turki, 78 Orang Tewas dan 11 Orang Ditangkap
- Soal Penerbitan HGB Pagar Laut, Kementerian ATR/BPN Lakukan Penelitian
- Kasus Korupsi E-KTP, KPK Tegaskan Perubahan Kewarganegaraan Tak Pengaruhi Ekstradisi Paulus Tannos
- BREAKING NEWS: Menteri ATR Nusron Wahid Resmi Cabut Sertifikat HGB Perusahaan Aguan di Area Pagar Laut
- Kemenhut Targetkan Investasi Sektor Kehutanan Capai Rp19,9 Triliun pada 2025
- Tukin Dosen ASN, Ini Skenario yang Disiapkan Kemendiktisaintek
- Dewan Pers Keluarkan Pedoman Penggunaan AI untuk Kerja Jurnalistik
Advertisement
Advertisement