Advertisement

Di Masa Pandemi, Karyawan Kehilangan Pekerjaan, Direksi Malah Tambah Kaya

Dwi Nicken Tari
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 18:07 WIB
Budi Cahyana
Di Masa Pandemi, Karyawan Kehilangan Pekerjaan, Direksi Malah Tambah Kaya Wallstreet - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Tidak semua orang menderita akibat tekanan ekonomi pada masa pandemi Covid-19. Eksekutif perusahaan di Amerika Serikat, malah menjadi semakin kaya ketika jutaan orang lainnya kehilangan pekerjaan.

Kenaikan kekayaan hartawan di Negeri Paman Sam yang berasal dari pasar saham menguat ke rekor tertinggi sejak Maret 2020.

Advertisement

Para eksekutif perusahaan di AS menjadi semakin diuntungkan di pasar saham karena sudah banyak menerima stock award pada awal tahun.

Selama ini, dewan komisaris perusahaan di AS selalu mengikat para direksi dengan gaji dan bonus berdasarkan performa harga saham perseroan. Hal itu untuk meyakinkan para pemegang saham bahwa para eksekutif itu lebih bertanggung jawab.

Biasanya perusahaan AS memberikan saham secara cuma-cuma berbentuk stock award kepada para eksekutif dalam dua jenis yaitu stock options dan restricted shares.

Stock award merupakan keputusan perusahaan untuk memberikan saham kepada pekerjanya sebagai bentuk kompensasi atau bonus dan didapatkan dengan sejumlah persyaratan tertentu.

Stock option adalah pemberian izin untuk membeli saham perusahaan di masa depan dengan harga tertentu.

Sementara itu, restricted share adalah saham yang diberikan kepada eksekutif tetapi tidak boleh djual dalam beberapa bulan atau tahun.

Berdasarkan data Institutional Shareholder Services (ISS) yang dikutip New York Times pada Sabtu (10/10/2020), CEO Dick’s Sporting Goods Edward W. Stack dan Presiden Direktur Peloton William Lynch menjadi contoh orang terkaya yang menikmati keuntungan lebih dari US$60 juta dari stock award yang diterima pada periode Januari-Maret 2020.

Selain mereka berdua, CEO Moderna Stéphane Bancel juga mengeruk cuan hingga US$30 juta dari stock option yang diterima pada Februari 2020.

Selain keuntungan dari “saham gratis” yang diterima para pejabat perusahaan itu, tentu saja mereka juga mendapat cuan dari portofolio yang telah terkumpul sejak tahun-tahun sebelumnya.

Bentuk Ketimpangan

Lonjakan kekayaan yang didapat para eksekutif senior di AS menunjukkan bahwa kompensasi para eksekutif dari saham telah memberi keuntungan tinggi pada saat ekonomi menuju pelemahan terlemah dalam sedekade.

Kenaikan itu juga menjadi pengingat bahwa kekayaan di ekonomi AS hanya berputar pada segelintir orang yang memiliki banyak lembar saham.

Berdasarkan data Bank Sentral AS (Federal Reserve), sebagian besar warga AS memiliki sedikit saham dan bahkan tidak punya sama sekali pada 2019. Tingkat tabungan masyarakat AS juga lebih sedikit pada tahun itu dibandingkan sebelum masa resesi 10 tahun lalu.

Petinggi perusahaan yang mendulang cuan dari stock award atau stock option selama pandemi Covid-19/IIS-New York Times

Deputy Director of Corporations and Capital Market A.F.L.-C.I.O Brandon Rees. mengatakan pasar saham bukan indikator kesehatan ekonomi untuk para pekerja tapi indikator kesenjangan ekonomi.

“Gaji para CEO itu menjadi cerminan realitasnya,” kata Rees seperti dikutip dari New York Times, Sabtu (10/10/2020).

Pemberian kompensasi dalam bentuk saham di AS dilakukan untuk meyakinkan para pemegang saham bahwa para eksekutif lebih bertanggung jawab menjalankan tugasnya.

Namun, biasanya yang terjadi jusrtu para eksekutif itu menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada yang ditetapkan. Harga saham di pasar pun diapresiasi dan para direksi ikut menikmatinya.

Pandemi Bawa Cuan

Kompensasi saham CEO Dick’s Sporting Goods Edward W. Stack misalnya, menunjukkan bahwa seorang direktur dapat menikmati cuan berjumlah besar dalam waktu singkat.

Pada Maret 2020 ketika pasar saham menyentuh titik terendah dan harga saham Dick’s Sporting Goods menyentuh titik nadir, Stack menerima 355 persen saham lebih banyak berbentuk stock option dari perseroan.

“Dalam beberapa tahun sebelumnya, komite kompensasi memperhitungkan sejumlah faktor termasuk performa perseroan pada 2019,” tulis Dick’s Sporting Goods mengenai lonjakan kompensasi saham yang diterima dirutnya tersebut.

Setelah menerima kompensasi saham lebih banyak, Stack semakin diuntungkan karena pasar memproyeksikan perusahaannya bakal diuntungkan dari stimulus masa pandemi. Harga saham Dick’s pun melesat.

Toko ritel peralatan olah raga Dick's Sporting Goods

Toko ritel khusus alat dan perlengkapan olah raga Dick's Sporting Goods/Bloomberg

Kini, keuntungan Stack dari saham perusahaannya meroket hingga US$67,4 juta dari posisi ketika stock award itu diberikan senilai US$7 juta. Sementara dari stock award yang dia terima tahun lalu, Stack mendulang cuan US$15 juta.

Tentu saja, potensi rugi Stack dari saham-saham perusahaannya terbuka lebar ketika harga turun. Namun, Stack belum boleh menjual saham yang berbentuk stock option dalam empat tahun ke depan.

Head of Data Solutions ISS Brett Miller mengatakan para direksi akan berhati-hati mentransaksikan sahamnya, yang memiliki porsi besar, karena dapat mempengaruhi harga secara signifikan di pasar.

“Apa yang tidak dilakukan perusahaan adalah memberikan kesempatan kepada direksi untuk meningkatkan nilainya,” kata Miller.

Pemangkasan Karyawan

Ketika Stack bak mendapat durian runtuh dari pasar saham, para karyawan justru sebaliknya. Dick’s telah memangkas jumah karyawannya selama beberapa pekan terakhir.

Stack sendiri memiliki kompensasi saham yang nilainya 1.487 kali lebih besar dari rata-rata gaji karyawan Dick’s. Dia merupakan pemegang saham pengendali perseroan dengan suara voting terbanyak.

Namun, tidak semua direksi seberuntung Stack pada 2020. Tidak sedikit perusahaan yang berjuang melawan dampak pandemi ini.

Dalam survei ISS terhadap perusahaan dalam indeks Russel 3000, sebanyak 1.675 ekeskutif mendapatkan untung saham sementara 1.388 lainnya mengalami rugi berdasarkan harga saham penutupan perdagangan Rabu (7/10/2020).

Adapun, keuntungan rata-rata tercatat pada kisaran US$1,5 juta sementara kerugian pada kisaran US$827.000.

Direksi dari perusahaan teknologi termasuk yang mendapat cuan besar-besaran dari pasar saham saat ini. Rata-rata pendapatan dari kenaikan harga saham mencapai US$3,2 juta pada tahun ini dengan rata-rata yang rugi senilai US$543.000.

Presiden Direktur Peloton William Lynch menjadi salah satu orang yang mendapatkan kekayaan hingga US$64 juta dari stock award-nya tahun ini. Adapun, saham Peloton telah melonjak 500 persen dari titik terendahnya.

Peloton masih menolak berkomentar atas kebijakan yang akan diambil untuk pembagian saham karyawan setelah sahamnya meroket tersebut.

Sementara itu, juru bicara Moderna Ray Jordan mengatakan bahwa cuan yang dimiliki CEO Moderna Stéphane Bancel dari kepemilikan saham Moderna tidak serta merta menjadi acuan untuk kenaikan jangka panjang.

Salah satu hotel MGM Resorts International di Las Vegas, AS/ Bloomberg

Walaupun para direksi perusahaan lain tak seberuntung nama-nama di atas, CEO MGM Resorts International William J. Hornbuckle telah menukar gajinya untuk tahun ini menjadi saham perusahaan senilai US$700.000.

Setelah saham MGM Resorts International pulih dari level terendahnya apda Maret 2020, kini nilai saham Hornbuckle menyentuh US$1,3 juta. Apabila digabungkan dengan stock award yang dimilikinya, cuan Hornbuckle mencapai US$4 juta.

Perwakilan MGM Debra DeShong menyampaikan para direksi perseroan mengambil inisiatif ketika seluruh lini bisnis properti berhenti beroperasi pada awal pandemi dengan membeli saham perseroan.

“Dengan berbuat demikian, mereka mengambil risiko besar. Risiko yang bahkan masih ada yaitu bisnis tidak bisa beroperasi seperti normal dan kami masih dalam posisi pemulihan,” tulis DeShong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kirab Pengantin Tebu di Pabrik Gula Madukismo

Bantul
| Selasa, 23 April 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement