Impor Sampah Plastik Dilarang, Sindikat Kriminal di China Raup Keuntungan Lewat Penyelundupan
Advertisement
Harianjogja.com, SHANGHAI--Sindikat kriminal asal China meraup untung dari larangan impor sampah plastik. Pelaku menyelundupkan sampah plastik dari negara barat ke tempat pengolahan sampah ilegal di Asia, memanfaatkan larangan impor sampah plastik yang berlaku pada 2018.
“Jalur ekspor sampah yang legal kian berkurang sehingga membuka peluang usaha ilegal,” kata Interpol dalam laporannya sebagaimana dilansir Antara Jumat (28/8/2020).
Advertisement
Akibatnya, aksi pidana terkait perdagangan dan pengolahan sampah ilegal ikut meningkat. China mulai mengimpor sampah sejak 1980-an saat kapal-kapal pengirim barang ke Eropa atau Amerika Serikat mulai kembali dengan mengangkut bahan-bahan yang dapat didaur ulang.
BACA JUGA : PENGEMBANGAN CHINA TOWN : Warga Pecinan Khawatir
Namun, Pemerintah China menghentikan usaha tersebut pada 2018 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya, serta memaksa para pengusaha mendaur ulang limbah rumah tangga yang tak terurus di tempat pembuangan akhir di kota-kota besar.
Satuan penindakan hukum pencemaran dunia Interpol mengatakan sindikat kriminal kini memanfaatkan peluang dari larangan impor yang mengganggu rantai pasok sampah dunia. Sebelum larangan berlaku, lebih dari tujuh juta ton sampah plastik tiba di pelabuhan-pelabuhan China tiap tahun.
Interpol menyebut “ada peningkatan distribusi sampah ilegal dalam dua tahun terakhir, umumnya [kapal] melewati wilayah Asia Tenggara dan transit di beberapa negara untuk menutupi negara asal sampah,” terang Interpol.
Jaringan kepolisian lintas negara itu juga melaporkan peningkatan jumlah lokasi pembakaran sampah dan tempat pembuangan akhir ilegal di Eropa dan Asia. Banyak pelaku menggunakan foto/laporan palsu untuk menghindari aturan.
BACA JUGA : Pakar Kriminal: Kematian Yodi Bisa Jadi Pembunuhan
Kelompok pegiat lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan penghapusan China dari daftar masalah sampah plastik global merupakan solusi yang terlampau mudah. Namun akibatnya, sindikat kriminal justru membentuk jaringan usaha ilegal yang luas.
WWF juga meminta negara-negara untuk membentuk kerja sama global demi mengatasi masalah tersebut. “Kejahatan terkait sampah merupakan ancaman yang berakar pada persoalan lebih mendasar, yaitu ketidakmampuan mengelola konsumsi dan produksi sampah plastik kita,” kata Manajer Kebijakan Sampah Plastik Dunia WWF, Eirik Lindebjerg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Anggaran Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Rp26 Miliar Masuk ke BTT APBD 2025
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi dan SBY Tak Hadir dalam Kampanye Akbar Satu1n Jakarta, Ridwan Kamil: Dukungan Tetap
- Hoaks di Masa Tenang Pilkada Jadi Sorotan Bawaslu, Ini 5 Provinsi Paling Rawan
- Dikawal 4 Jet Tempur PEA, Pesawat Presiden Prabowo Mendarat di Abu Dhabi
- Temui Pemerintah Arab Saudi, Menteri Agama Bahas Haji 2025
- Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah
- Mendes Yandri Akan Lakukan Digitalisasi Pengawasan Dana Desa
- Prediksi BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement