Advertisement
Warga Terima Penyaluran Bansos Sembako Tahap Ketiga

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat kondisi perekonomian keluarga berubah. Keluarga Yulianingsih salah satunya.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, kehidupan perekonomian Yulianingsih terbilang sangat terganggu. Apalagi suaminya hanya seorang buruh dan kuli bangunan yang bekerja jika ada proyek. Ketika aktivitas dan proses pembangunan dihentikan, suaminya tentu tak lagi memiliki pekerjaan.
Advertisement
Beruntung ibu rumah tangga berusia 37 tahun ini mendapatkan bantuan sosial (bansos) berupa sembako dari pemerintah yang terbilang cukup membantu perekonomian keluarga. “Saya merasa terbantu sekali dengan pemberian dari pemerintah ini,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkap Siti Khodijah, istri dari seorang buruh antar perabot rumah tangga ini mengaku keberlangsungan hidup keluarganya terdampak akibat pandemi Covid-19. Apalagi wanita berusia 33 tahun tersebut juga memiliki anak kecil yang masih membutuhkan susu sehingga kadang menjadi tidak terbeli.
“Ya, alhamdulillah, bersyukur banget ya, maksudnya bukan karena musibah kaya gini, tapi karena ada bantuan dari pemerintah jadi merasa terbantu gitu,” ujarnya.
Bantuan yang diterima oleh Yulianingsih dan Siti Khodijah merupakan bagian dari 914 paket sambako tahap ketiga yang diterima oleh RW 011 Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat.
Pemerintah, melalui Kementerian Sosial, menyalurkan bantuan sembako dari Presiden kepada 1,9 juta keluarga di Jabodetabek sebanyak enam kali per Kepala Keluarga (KK). Untuk wilayah Bodetabek, saat ini telah memasuki tahap ketiga.
Para RT dan RW yang menjadi garda terdepan dalam membagikan sembako kepada masyarakat pun terbilang cukup aktif menyisir satu per satu penerima bantuan agar tidak ada yang merasa dirugikan. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhadi, Ketua RW 011 Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
“Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti dalam proses penyaluran sembako karena kami juga sebagai RW dan RT, sama-sama kita turun (ke lapangan) untuk menyisir warga satu per satu. Untuk warga yang paling berhak, kita lebih dahulukan,” ujarnya.
Selain itu, komunikasi yang dibangun dengan warga di tiap-tiap RT setempat menjadi kunci penting berjalannya distribusi bansos tanpa hambatan sehingga warga terinfo dengan baik dan tidak merasa dirugikan.
“Kadang-kadang ada juga yang kita lihat rumahnya, kehidupannya agak lumayan, tapi dia dapet juga, namanya ada disitu, lalu kita tanya dan berikan pengertian agar bantuan yang seharusnya ia terima bisa dialihkan kepada warga lain yang jauh lebih membutuhkan,” kisahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Update Jadwal KRL Jogja Solo per Rabu, 16 Juli 2025, Lengkap dari Stasiun Tugu hingga Palur
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement