Advertisement
Gunung Bromo Meletus Selama 7 Menit Disertai Lahar Hujan
Masyarakat suku Tengger melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (18/7/2019). Upacara Kasada merupakan upacara adat masyarakat Suku Tengger sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus meminta berkah dan menjauhkan dari malapetaka. - Antara/Zabur Karuru
Advertisement
Harianjogja.com, PROBOLINGGO -- Gunung Bromo di Probolinggo Jawa Timur mengalami erupsi atau letusan pada Jumat (19/7/2019). Gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi atau letusan pada pukul 16.37 WIB dan disertai lahar dingin akibat hujan pascaperayaan Hari Raya Yadnya Kasada yang digelar Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo yang telah digelar pada Rabu (17/7/2019) malam hingga Kamis (18/7/2019).
"Telah terjadi erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 16.37 WIB selama kurang lebih tujuh menit, namun tinggi kolom abu tidak teramati," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (19/7/2019) malam.
Advertisement
Menurutnya tinggi kolom abu tidak teramati dan erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 milimeter dan durasi kurang lebih 7 menit 14 detik.
"Tremor erupsi abu vulkanik hanya berlangsung sekitar 7 menit dan itu merupakan tremor erupsi, sehingga setelah selesai erupsi, maka tremornya tidak terekam dan sudah tidak menunjukkan gempa tremor lagi," tuturnya.
BACA JUGA
Ia mengatakan aktivitas tremor Gunung Bromo sudah kembali ke sebelumnya, namun status gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl tersebut masih tetap berada pada status Level II (Waspada), sehingga masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Anggit mengaku sudah mendapat informasi terkait dengan erupsi Gunung Bromo tersebut, namun tinggi kolom abu vulkanik tidak teramati karena cuaca berkabut.
"Hujan juga sempat terjadi di sekitar selatan kawah hingga menyebabkan air limpasan yang membawa material vulkanik atau biasa disebut lahar dingin di laut pasir, dan kejadian itu akan berlangsung dengan cepat bergantung curah hujan yang terjadi," katanya.
Ia mengimbau masyarakat dan pengunjung Gunung Bromo yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, dan Malang tetap tenang dengan memperhatikan rekomendasi dari PVMBG yakni radius aman 1 kilometer dari kawah aktif gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl.
"Saat ini kondisi gunung Bromo tidak bisa diamati karena cuaca dan sudah malam dan Cemoro lawang masih aman dari debu vulkanik karena arah angin ke barat - barat daya, yakni ke Desa Ngadas, Kabupaten Malang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Baciro Kelola Sampah Menggunakan Insenerator dan Biopori Jumbo
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Dubes Inggris Bertemu Gubernur Ahmad Luthfi, Tindak Lanjuti Kerja Sama
- Women Support Women Srikandi PLN Menebar Semangat Jelang Hari Pahlawan
- Naufal Cetak Sejarah, Juara Tenis Meja U-17 Dubai
- Kanwil DJP DIY Amankan Miliaran Rupiah dari Penegakan Hukum Pajak
- Aturan Jual Beli Minyakita Akan Diubah, Ini Penjelasan Kemendag
- Jadi Pemandu, Ibu-Ibu Perajin Batik Giriloyo Raup Penghasilan Tambahan
- Purbaya: Penempatan Rp200 Triliun di Himbara Bikin Kredit Tumbuh
Advertisement
Advertisement



