Advertisement
Polusi Cahaya di Jakarta Mengganggu Pengamatan Bintang
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Astronom Planetarium Jakarta mulai mengalami kesulitan untuk mengamati beberapa benda langit, karena polusi cahaya di Jakarta.
Ronny Syamara, salah seorang astronom Planetarium Jakarta kini mengaku sulit untuk mengamati benda langit yang masuk dalam kategori deep sky object atau objek-objek yang redup.
Advertisement
"Jakarta termasuk cukup parah untuk kualitas cahaya. Dampak kepada astronom, yang pasti kita banyak objek yang tidak bisa kita amati lagi, karena objek-objek redup itu sudah jadi kendala buat kita untuk lihat," ujar Ronny, di Planetarium Jakarta, Rabu (3/7/2019).
"Jadi, harus pakai alat bantu teleskop, itu pun dengan syarat kondisi langitnya harus cukup bagus," lanjut dia.
Menurut Ronny, lampu taman maupun lampu trotoar yang tidak mengarah ke atas atau tidak memiliki tudung menjadi salah satu penyebab polusi cahaya. Tidak hanya itu, baliho dengan penerangan yang mengarah ke atas, juga dapat memperburuk polusi cahaya di Jakarta.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin membenarkan bahwa kota Jakarta, terutama Jakarta Pusat yang menjadi lokasi Planetarium, berlimpah cahaya.
"Hanya sekedar planet terang yang bisa terlihat, bintang-bintang hanya sebagian," kata Thomas di Jakarta, Rabu.
Penelitian lain, menurut Thomas, pola tidur akan berubah. Bagi sebagian orang yang sangat peka terhadap kondisi cahaya polisi cahaya dapat membuat mereka mengalami gangguan tidur.
LAPAN telah mengkampanyekan gerakan Malam Langit Gelap, yang menjadi salah satu kegiatan tahunan dalam memperingati Hari Keantariksaan, untuk mengurangi polusi cahaya.
"Bukan berarti tidak boleh ada lampu, tapi Malam Langit Gelap meminimalisasi cahaya yang terhambur ke atas," ujar Thomas.
Kegiatan ini, menurut dia, dilakukan untuk membangun kesadaran publik terhadap adanya polusi cahaya, sekaligus merangkul instansi terkait.
"Kampanye ini sifatnya umum. Memang selama ini masih komunitas astronomi yang antusias, tapi kami ingin membangun kesadaran publik dulu. Ketika sudah mulai meningkat, mendekati ke instansi pemerintah lebih mudah," ujar dia.
Sementara itu, untuk membangun kesadaran publik terkait polusi cahaya, saat ini Planetarium Jakarta telah memiliki program edukasi ke sekolah-sekolah dasar.
"Tahun ini kita mulai di bulan April. Setiap tahun bisa 40 sekolah, target yang kita sasar SD dulu untuk pemahaman sejak dini," ujar Ronny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
Advertisement
Advertisement