Advertisement
Calon-Calon PM Jepang Pengganti Shigeru Ishiba, dari LDP hingga Partai Oposisi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Jepang mencari pemimpin baru setelah mundurnya Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Berikut sejumlah calon penggantinya.
Pengunduran diri Ishiba disebut sebagai bentuk tanggung jawab atas hasil buruk yang diperoleh partainya, Demokrat Liberal (LDP), dalam pemilu Juli lalu.
Advertisement
LDP kehilangan kendali di kedua majelis parlemen dalam dua pemilu nasional berturut-turut di bawah kepemimpinan Ishiba. Hasil tersebut mencerminkan kekecewaan publik atas penanganan inflasi, dugaan korupsi di tubuh partai, serta meningkatnya jumlah pekerja dan wisatawan asing di Jepang.
Pemimpin baru LDP perlu segera mempersatukan partai yang kini terbelah antara strategi untuk menarik generasi muda yang terbebani pajak demi menopang populasi lansia, atau merayu pemilih sayap kanan yang beralih ke partai oposisi kecil, Sanseito.
BACA JUGA: Jepang Jadi Destinasi Paling Ingin Dikunjungi
Posisi pemimpin LDP juga tidak lagi otomatis akan menjadi perdana menteri. Bahkan, ada kemungkinan tipis pemimpin partai oposisi memimpin ekonomi terbesar keempat dunia tersebut.
Untuk menjalankan kebijakan, pemimpin baru LDP harus mencari dukungan dari oposisi, yang menuntut pemotongan pajak—langkah yang bisa menambah beban utang Jepang dan meningkatkan kekhawatiran investor.
Berikut nama-nama kandidat pengganti Ishiba yang mulai mencuat baik dari LDP maupun partai oposisi lainnya dikutip dari Bloomberg dan Reuters pada Senin (8/9/2025):
Partai LDP
1. Sanae Takaichi
Takaichi, politikus konservatif garis keras, menduduki peringkat teratas dalam banyak jajak pendapat terbaru. Takaichi pernah nyaris mengalahkan Ishiba dalam putaran final pemilihan ketua LDP tahun lalu.
Jika terpilih, Takaichi akan menjadi perempuan pertama yang menjabat perdana menteri Jepang. Terinspirasi oleh mantan PM Inggris Margaret Thatcher, Takaichi diperkirakan akan membawa Jepang ke arah konservatisme politik, sementara secara ekonomi dia cenderung mendorong pelonggaran moneter dan pengeluaran fiskal longgar.
Kebijakan itu berpotensi menimbulkan kekhawatiran investor terkait stabilitas fiskal Jepang. Namun, basis pendukung sayap kanan LDP telah tergerus dalam dua pemilu terakhir, dengan sebagian besar pemilih beralih ke Sanseito.
2. Shinjiro Koizumi
Putra mantan PM reformis Junichiro Koizumi ini menjadi wajah kampanye LDP untuk menurunkan harga beras. Sebagai menteri pertanian, dia melepas stok darurat beras ke distributor, menekan harga, dan mendapat dukungan publik meski memicu kekecewaan petani. Koizumi pernah masuk tiga besar kandidat ketua LDP tahun lalu.
Pada usia 44 tahun, dia mewakili generasi baru yang berpotensi menarik simpati pemilih muda dan swing voters, meski pandangan liberalnya bisa membuat sayap kanan partai enggan mendukung.
3. Yoshimasa Hayashi
Menjabat Kepala Sekretaris Kabinet sekaligus orang dekat Ishiba, Hayashi dipandang sebagai kandidat kontinuitas yang tidak banyak mengganggu pasar. Kritikus menilai dia terlalu dekat dengan China, namun Hayashi menegaskan lebih mengutamakan dialog.
Berpengalaman sebagai menteri luar negeri di era pemerintahan Fumio Kishida, lulusan Harvard ini kerap dipercaya LDP untuk meredam krisis politik dengan reputasi sebagai “pemadam kebakaran” dalam kabinet.
4. Takayuki Kobayashi
Mantan menteri keamanan ekonomi ini dikenal konservatif sekaligus muda. Ia gencar mendorong diversifikasi rantai pasok agar tidak bergantung pada China, sekaligus menjalin kedekatan dengan Taiwan.
Lulusan Harvard Kennedy School ini dipandang sebagai alternatif segar bagi faksi kanan partai, berbeda dari kebijakan ala “Abenomics 2.0.”
5. Katsunobu Kato
Menteri Keuangan Kato memiliki jaringan kuat di kedua kubu, konservatif dan reformis.
Kato pernah menjadi juru bicara pemerintah, menteri kesehatan saat pandemi Covid-19, dan kini aktif menjalin hubungan dengan AS dalam isu keuangan. Rekam jejak lintas pemerintahan membuatnya dianggap mampu menjembatani perpecahan internal LDP.
6. Kono Taro
Mantan menteri luar negeri dan pertahanan ini dikenal vokal serta bergaya konfrontatif. Kono juga pernah menjabat menteri digital dan mengampanyekan penghapusan penggunaan stempel nama dalam birokrasi.
Taro kerap menyuarakan pengetatan kebijakan moneter, termasuk baru-baru ini, dengan menilai inflasi Jepang memerlukan respons yang lebih agresif dari Bank of Japan. Kono beberap a kali mencalonkan diri dalam pemilihan ketua LDP, namun sejauh ini belum berhasil.
Oposisi
Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDP)
7. Yoshihiko Noda
Mantan Perdana Menteri Yoshihiko Noda, 68 tahun, kini memimpin kubu oposisi terbesar, Partai Demokrat Konstitusional (CDP) yang berhaluan tengah-kiri.
Saat menjabat perdana menteri pada 2011–2012, Noda bekerja sama dengan LDP mendorong kenaikan pajak konsumsi menjadi 10% guna menekan utang publik Jepang yang membengkak.
Kebijakan itu membuatnya dikenal sebagai politikus berhaluan fiskal ketat (fiscal hawk). Pajak konsumsi akhirnya resmi naik menjadi 10% pada 2019. Namun, dalam pemilu majelis tinggi Juli lalu, Noda berbalik arah dengan menyerukan pemotongan sementara pajak konsumsi untuk kebutuhan pangan.
Dia juga berulang kali mendesak penghapusan bertahap stimulus besar-besaran Bank of Japan (BOJ).
Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP)
8. Yuichiro Tamaki
Partai tengah-kanan yang dipimpin Yuichiro Tamaki, 56 tahun, menjadi salah satu kekuatan politik dengan pertumbuhan tercepat dalam beberapa pemilu terakhir.
Mantan birokrat Kementerian Keuangan itu turut mendirikan Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP) pada 2018. Ia mendorong peningkatan pendapatan bersih rumah tangga melalui perluasan keringanan pajak serta pemangkasan pajak konsumsi.
Tamaki juga mendukung penguatan kemampuan pertahanan, regulasi lebih ketat terhadap kepemilikan lahan oleh orang asing, serta pembangunan lebih banyak pembangkit listrik tenaga nuklir. Terkait kebijakan moneter, Tamaki meminta BOJ berhati-hati dalam menghapus stimulus, dengan alasan langkah itu sebaiknya menunggu hingga upah riil kembali positif untuk menopang konsumsi domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- FDA Amerika Serikat Sebut Udang Indonesia Berbahaya, Pakar: Aman Dikonsumsi
- Calon-Calon PM Jepang Pengganti Shigeru Ishiba, dari LDP hingga Partai Oposisi
- Perpanjangan SIM Bisa Dilakukan di Ditlantas Polda DIY, JCM dan Ramai Mall
- Deretan Nama Calon Perdana Menteri Jepang Pengganti Shigeru Ishiba
- Bangunan Majelis di Bogor Ambruk, 3 Orang Meninggal Dunia
Advertisement

Ratusan Notaris di DIY Jalani Pemeriksaan Protokol, Ini Tujuannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Fadli Zon Ajak Santri Manfaatkan Teknologi AI untuk Buat Film
- Kemenag Klaim 191.296 Formasi Jabatan Fungsional Guru Disetujui
- 2 Provokator Pembakaran Gedung Grahadi Surabaya Ditangkap
- 12 Pemuda Ditangkap Saat Akan Merusak Gedung DPRD Blora
- Begini Langkah Kementan Stabilkan Harga Pakan Ternak
- Menhub Ungkap Alasan Pembukaan Kembali Bandara Internasional
- Waspadai Praktik Kejahatan Siber Gunakan Website Universitas Palsu
Advertisement
Advertisement