Advertisement
Survei: 98 Persen Masyarakat Indonesia Percaya Adanya Perubahan Iklim

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Global Methane Hub, ViriyaENB, WRI Indonesia dan WWF Indonesia merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia percaya terhadap perubahan iklim dan mendukung aksi iklim.
Dari hasil survei ini mengungkap data sebesar 98% percaya terhadap perubahan iklim, dengan 81% di antaranya meyakini kegiatan manusia sebagai penyebab utamanya. Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di antara 17 negara yang disurvei. Temuan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan kesadaran dan pemahaman yang tinggi terhadap perubahan iklim.
Advertisement
Dari survei tersebut sebanyak 91% dari narasumber menyatakan dukungan terhadap upaya untuk meminimalkan dampak dari perubahan iklim, termasuk 68% yang menyatakan sangat mendukung.
BACA JUGA: Dosen ITNY Paparkan Risetnya di Konferensi Internasional Perubahan Iklim di Thailand
Indonesia juga berada di jajaran teratas di antara negara lain dalam hal dukungan yang kuat terhadap aksi penanggulangan polusi gas metana. Survei mengungkap bahwa mayoritas mendukung upaya menanggulangi emisi metana berbahaya di mana 89% mendukung dan 59% di antaranya sangat mendukung.
Sekitar 5 dari 10 masyarakat Indonesia juga mengaku merasakan dampak perubahan iklim secara signifikan dalam kehidupannya, melampaui persentase responden yang merasakan dampak serupa di negara-negara di belahan bumi bagian utara.
CEO Global Methane Hub Marcelo Mena menyatakan kesadaran tinggi masyarakat Indonesia terhadap perubahan iklim tak terlepas dari faktor risiko yang telah terasa. Hal ini jugalah yang membuat dukungan terhadap aksi iklim Indonesia tergolong besar dibandingkan dengan negara-negara lain yang disurvei.
“Masyarakat Indonesia memahami apa yang dipertaruhkan dan mereka melihat pengurangan metana sebagai prioritas utama untuk mendinginkan planet ini dengan lebih cepat,” kata Marcelo dilansi JIBI/Bisnis Indonesia, Selasa (6/5/2025).
Indonesia merupakan negara yang rentan terdampak bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Perubahan iklim dan degradasi lingkungan menjadikan risiko bencana tersebut makin sering dan bertambah parah.
Survei ini dilangsungkan di 17 negara di lima benua, yakni Argentina, Botswana, Brasil, Kolombia, Mesir, Prancis, Jerman, Indonesia, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Oman, Pakistan, Filipina, Afrika Selatan, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Perubahan Iklim Sudah Terjadi, Perkuat Prespektif Keadilan Iklim Bagi Jurnalis
Survei diselenggarakan secara daring untuk mengumpulkan data dari setidaknya 600 orang di tiap negara, dan menanyakan tiap responden pertanyaan terkait isu kunci, mulai dari pendapat terhadap perubahan iklim. Kemudian kepedulian terhadap lingkungan dan dukungan terhadap aksi iklim, pengetahuan terkait emisi gas metana, serta dukungan terhadap kebijakan yang secara spesifik bertujuan untuk menurunkan emisi gas metana.
Temuan survei mengungkapkan tren internasional yang kuat terhadap dukungan pengurangan emisi gas metana. Rata-rata, 82% masyarakat di 17 negara lokasi survei menunjukkan mendukung kebijakan dan aksi untuk menangani emisi gas metana. Di tengah ancaman perubahan kebijakan pada negara-negara penghasil emisi tinggi, dukungan yang kuat dan luas ini menunjukkan keberpihakan publik terhadap aksi iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Targetkan 66 RS Terbangun di Pulau Terluar pada Akhir 2026
- Polisi Pulangkan Ratusan Anak yang Ditangkap saat Demo di DPR RI
- Kasus Oplosan Beras, Polisi Tetapkan 28 Tersangka
- Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Rugikan Negara Rp90 Miliar
- Mabes Polri Minta Polisi di Indonesia Melindungi Wartawan Saat Liputan
Advertisement
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Jogja Hari Ini, Selasa 26 Agustus 2025
- KPK Dalami Kemungkinan Eks Wamenaker Terima Dana Lebih dari Rp3 Mliar
- Korupsi Kuota Haji Era Yaqut: KPK Fokus Geledah di Banyak Lokasi
- 100 Ribu Orang Terluka Akibat Topan Kajiki di Selatan China
- Tingkatkan Minat Baca, Denmark Hapus Pajak Buku
- 3 Jaksa di Kejagung Diperiksa KPK Terkait Korupsi Proyek Topan Ginting
- Sosok Teungku Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama untuk RI
Advertisement
Advertisement