Advertisement
Terdakwa Penggelapan Bank Mayapada, Ted Sioeng Disarankan Banding dan laporkan ke KY

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hardjar mendukung terdakwa kasus dugaan penipuan dan penggelapan Bank Mayapada, Ted Sioeng mengajukan banding hingga dan mengadukan ke Komisi Yudisial (KY).
"Saya mendukung Ted, jika sudah digugat secara perdata, seharusnya tidak bisa lagi dipidanakan," kata Abdul Fickar di Jakarta, Selasa.
Advertisement
Abdul menyoroti perkara saat majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara tiga tahun kepada terdakwa Ted Sioeng.
Namun ini menimbulkan pertanyaan, mengingat yang bersangkutan sebelumnya telah lebih dulu disanksi pailit. Dinilainya seseorang yang telah dijatuhi sanksi perdata, tidak bisa dijatuhi hukuman pidana.
"Meski demikian, kasus seperti itu memang bisa saja terjadi dengan klausul pelaporan sebagai tindak penggelapan atau penipuan," katanya.
Senada, Mantan Kabareskrim Polri Komjen (purn), Ito Sumardi mengatakan kasus perdata dapat berubah menjadi pidana jika terdapat unsur tindak pidana dalam perbuatan yang disengketakan.
Ia menjelaskan, hukum perdata mengatur hak dan kewajiban antar individu, sedangkan hukum pidana melibatkan pelanggaran norma hukum yang merugikan masyarakat luas.
"Namun tidak semua pelanggaran perdata dapat dipidanakan. Proses pidana hanya berlaku jika memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai hukum yang berlaku," ujar Ito.
Kasus perdata yang telah diputus pailit dapat dilaporkan sebagai pidana jika terdapat unsur tindak pidana dalam perbuatan debiturnya seperti penggelapan (Pasal 372 KUHP), penipuan (Pasal 378 KUHP), atau pengalihan aset secara melawan hukum, maka hal tersebut dapat diproses secara pidana meskipun sudah ada putusan pailit.
"Contohnya jika debitur menggunakan harta pailit untuk kepentingan pribadi atau membayar pihak tertentu tanpa persetujuan kurator. Harta pailit yang telah disita secara umum oleh kurator tetap dapat disita untuk kepentingan penyidikan pidana jika terkait tindak pidana.
Namun, hal ini sering menimbulkan konflik hukum antara sita umum kepailitan dan sita pidana.
Jika putusan pidana dianggap tidak sesuai, kata dia, Mahkamah Agung (MA) memiliki peran dan mekanisme untuk menanganinya.
MA dapat mengoreksi kesalahan penerapan hukum atau kekeliruan dalam putusan pengadilan tingkat bawah melalui proses kasasi.
"Tujuan kasasi adalah memastikan keseragaman hukum dan menciptakan hukum baru jika diperlukan," katanya.
Ted Sioeng didakwa JPU dengan pasal 378, Jo. pasal 372 KUHP dengan tuduhan melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan senilai Rp133 miliar milik PT Bank Mayapada Internasional Tbk.
Ted Sioeng telah membantah semua tuduhan JPU dalam dakwaannya termasuk pinjaman awal ke Bank Mayapada sebesar Rp70 miliar yang disebutkan untuk pembelian 135 unit vila di kawasan Taman Buah Puncak, Cianjur.25
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tiga Anggota TNI Diperiksa Terkait Dugaan Penjualan Senjata Api ke KKB
- H-7 Hari Raya Idulfitri, Sebanyak 603.658 Kendaraan Meninggalkan Wilayah Jabotabek
- Menaker Minta Rekrutmen Tenaga Kerja Terbuka dan Bebas Pungli
- Menhub Dudy Minta Warga Lebih Awal Mudik
- Pemprov Jateng Bebaskan Tunggakan Nilai Pokok Pajak dan Denda
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini 25 Maret 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Lantik 31 Duta Besar RI, Ada Dosen UIN Sunan Kalijaga Jogja
- Tentara Israel Tembak Gedung Palang Merah di Gaza
- Terdakwa Penggelapan Bank Mayapada, Ted Sioeng Disarankan Banding dan laporkan ke KY
- Danantara Kerek IHSG ke Arah Positif
- Menaker Minta Rekrutmen Tenaga Kerja Terbuka dan Bebas Pungli
- Berkat Program Desalinasi Gubernur Jateng, 250 KK di Pekalongan Nikmati Air Minum Tawar Gratis
- Gempa Bumi Magnitudo 6,8 Guncang Selandia Baru, Peringatan Tsunami Dikeluarkan
Advertisement
Advertisement