Advertisement
Tren Penurunan Industri Media Nasional Dampak Nyata dari Disrupsi Teknologi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Tren penurunan industri media nasional merupakan dampak nyata dari disrupsi teknologi.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan hampir setiap tahun dibahas tentang tren penurunan industri media nasional. "Dan ini dampak yang sangat nyata dari disrupsi teknologi yang menerpa industri media. Adanya tekanan ekonomi yang cukup signifikan untuk keberlangsungan media," ucap Nezar dikutip dari Antara, Rabu (6/11/2024)
Advertisement
Hal itu dikatakannya dalam peluncuran hasil survei Indeks Kemerdekaan Pers Tahun 2024 di Jakarta Selatan, Selasa. Menurut dia, disrupsi teknologi digital menjadi pemicu keberlangsungan media.
Dia menilai, keberadaan hampir 4.000 media online menekan populasi media cetak dan radio hingga makin mengecil.
Nezar menyatakan hal ini juga berlangsung secara global, sehingga memicu inisiatif untuk menjaga kualitas jurnalisme dengan model seperti National Fund for Journalism di Amerika.
“Tujuannya mengatasi hambatan atau ketidakseimbangan di pasar media atau untuk memberi insentif dan juga menjadi katalisator hingga mempercepat proses transformatif di industri pers,” ungkapnya.
Tekanan ekonomi yang dialami industri media nasional juga telah menjadi perhatian pemerintah.
Lewat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas, Pemerintah mendorong Dewan Pers menjadi katalisator dalam menjadikan relasi imbang antara industri pers dengan penyelenggara platform digital.
“Kita harapkan itu bisa bekerja dengan cepat dan kita juga mengantisipasi untuk perkembangan ke depan agar bisa menjamin ekosistem media yang sehat. Kami tengah mempelajari Digital Service Act dan Digital Market Act yang berlaku di Eropa,” tutur Nezar.
Lebih lanjut Nezar juga mengingatkan terhadap tekanan yang bisa menjadikan media jadi sarana kampanye kepentingan politik tertentu. Hal tersebut dinilainya memengaruhi kualitas media secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Nezar mendorong pemangku kepentingan untuk saling berkolaborasi merumuskan solusi keberlanjutan media di Indonesia, terutama dalam mempertahankan kualitas jurnalistik dan model bisnis yang paling tepat.
"Kami berharap dengan dialog, dengan duduk satu meja, pemangku kepentingan di industri pers ini ada langkah-langkah yang bisa dijadikan solusi untuk keberlanjutan media ini," ucap dia.
Hasil survei Indeks Kemerdekaan Pers Tahun 2024 menunjukkan angka 69,36 persen dengan kategori Cukup Bebas.
Dewan Pers mengidentifikasi faktor lingkungan ekonomi, politik, dan hukum menjadi pendorong angka indeks tersebut. Acara ini dihadiri Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers Periode 2010-2016, Bagir Manan dan anggota Dewan Pers.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement