Advertisement
Hampir 200 Orang Tewas Akibat Gelombang Kekerasan Geng Narkoba di Meksiko

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sedikitnya 192 orang telah tewas dalam gelombang kekerasan yang dimulai bulan lalu antara geng narkoba yang berselisih di negara bagian Sinaloa, barat laut Meksiko.
Demikian disampaikan Dewan Keamanan Publik Negara Bagian, sebuah lembaga pengawas yang dipimpin warga sipil setempat dikutip Kamis (10/10/2024).
Advertisement
Dewan tersebut, yang terdiri atas anggota masyarakat Sinaloa seperti akademisi, perwakilan bisnis dan organisasi nirlaba, mengatakan bahwa hingga saat ini.
BACA JUGA: Terjerat Kasus Narkoba, Satu Keluarga di Banten Masuk Bui
"Hampir 200 pembunuhan dan 226 orang hilang telah dilaporkan sejak dimulainya kekerasan pada 9 September," tulis dalam laporan Dewan tersebut.
Sekitar 200 keluarga telah melarikan diri dari kekerasan tersebut, dengan 180 bisnis ditutup dan 2.000 pekerjaan hilang di tengah konflik bersenjata antara faksi-faksi terkemuka Kartel Sinaloa.
Menyusul penangkapan gembong narkoba terkenal sekaligus salah satu pendiri Kartel Sinaloa, Ismael "El Mayo" Zambada pada 35 Juli, terjadi perubahan besar dalam dinamika kekuasaan kartel yang didirikan oleh Zambada dan Joaquin "El Chapo" Guzman, yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara AS.
Ketika Zambada (70) ditahan oleh otoritas AS di El Paso, Texas, putra dan ahli waris El Chapo, yang merupakan kekuatan terbesar kedua di dalam kartel tersebut, yang disebut The Chapitos, memulai perebutan kekuasaan cukup sengit dan memicu perang brutal di kampung halaman mereka di Sinaloa.
Ketika para loyalis Chapitos dan Zambada memobilisasi pasukan mereka, Gubernur Sinaloa Ruben Rocha Moya pekan lalu mengumumkan bahwa 590 pasukan Garda Nasional telah dikerahkan untuk melindungi negara bagian tersebut.
"Kami berharap mereka akan membantu kami... Garda Nasional, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Kepolisian Negara Bagian juga berkoordinasi sangat intens dalam pekerjaan mereka, dan telah membantu kami mengurangi (kekerasan). Namun, sayangnya kami belum dapat mengatakan bahwa kekerasan itu telah sepenuhnya teratasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement