AS Beri Ancaman, Malaysia Tetap Dukung Hamas
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Meski mendapat tekanan dari Amerika Serikat (AS), Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan tidak akan memutuskan hubungan dengan Hamas Palestina.
Dia menegaskan Palestina memiliki hak untuk membela diri terhadap Israel. Melansir Bloomberg, Rabu (8/11/2023), dalam pidatonya di hadapan Parlemen, Anwar menegaskan upaya AS untuk membatasi pihak luar untuk mendukung Hamas adalah tindakan sepihak dan Malaysia tidak akan mengakuinya. Para pemimpin Malaysia selama bertahun-tahun telah mengadakan komunikasi rutin dengan para pemimpin Hamas, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Advertisement
"Kami melanjutkan hubungan kami dengan Hamas, sebelumnya dan sekarang. Dan kami tidak menganggap, menghukum Hamas sebagai organisasi teroris,” kata Anwar.
Baca Juga: Temukan Terowongan Hamas di Gaza, Israel Turunkan Robot dan Anjing Pelacak
Pemimpin Malaysia itu membandingkan Hamas dengan Nelson Mandela dan Kongres Nasional Afrika yang berjuang untuk mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. "Palestina dijajah melalui apartheid, pembersihan etnis, dan sekarang genosida. Oleh karena itu, apa pun yang terjadi adalah hak dan perjuangan yang sah dari rakyat Palestina,” tegasnya.
Tidak seperti Mandela yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian karena membantu menghentikan rezim apartheid secara damai, Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang Israel dan menyandera sekitar 240 orang dalam memicu pertempuran terbaru. Anwar menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen oposisi, yang menanyakan sikap pemerintah terhadap RUU Pencegahan Pendanaan Internasional Hamas dari Dewan Perwakilan Rakyat AS. RUU tersebut disepakati pada 1 November 2023 dan menjatuhkan sanksi terhadap orang, lembaga, dan pemerintah asing yang membantu Hamas, Jihad Islam Palestina, atau afiliasinya.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Sebut Punya Visi Menghentikan Agresi
Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar ketiga bagi Malaysia. Berdasarkan data Bloomberg, nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$77 miliar. Malaysia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$31,3 miliar. Ketegangan dalam hubungan ini dapat mempengaruhi persyaratan perdagangan kedua negara.
"Saya tidak akan menerima ancaman apa pun, termasuk ini. Tindakan ini sepihak dan tidak sah, karena kami sebagai anggota PBB hanya mengakui keputusan yang dibuat oleh Dewan Keamanan PBB,” lanjutnya.
Baca Juga: Konflik Israel-Hamas Bisa Picu Lonjakan Harga Minyak
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bulan lalu mengatakan pembunuhan yang dilakukan Hamas tidak terjadi tanpa sebab dan menambahkan bahwa rakyat Palestina telah mengalami 56 tahun pendudukan penuh penderitaan. ”Malaysia akan mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh negara manapun dan juga perwakilan rakyat Palestina untuk membawa kasus terhadap Israel ke Mahkamah Pidana Internasional,” tambah Anwar.
Pekan lalu, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengunggah sebuah video percakapan dengan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, yang menggambarkan perang sebagai "genosida" yang dirancang untuk membunuh sebanyak mungkin orang Palestina. Haniyeh meminta pria berusia 98 tahun itu untuk membantu mengubah narasi Barat dan Israel yang menyamakan Hamas dan ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement