Advertisement
BKKBN: Di Perkotaan, Pola Asuh Salah, Anak Kurang Gizi Lalu Stunting

Advertisement
Harianjogja.com, PADANG—Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan penyebab kasus gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi di kawasan perkotaan bukan masalah kekurangan pangan, namun lebih kepada pola asuh.
"Kami melihat secara umum di perkotaan, ekonomi masyarakat baik dan mereka mampu membeli kebutuhan gizi, namun ternyata anak mereka mengalami stunting. Ini jadi persoalan tersendiri," kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya usai mengunjungi Kampung KB Bukit Karan di Padang, Sabtu (3/6/2023).
Advertisement
Ia mengatakan di kawasan perkotaan para orang tua sibuk bekerja dan anak mereka dititipkan kepada nenek atau pengasuh. Dalam memenuhi kebutuhan gizi anak, para orang tua ini terkesan ingin instan sehingga memberikan mi instan kepada anak.
"Keinginan instan ini yang salah dan berdampak pada anak sehingga pola asuh yang mereka lakukan tidak tepat," kata dia.
Dalam menyikapi hal ini tentu yang harus diperbaiki adalah memperbaiki pola asuh orang tua agar lebih peduli dengan gizi anak seperti memberikan ASI eksklusif selama enam bulan ditambah makanan pendamping dan ASI hingga dua tahun.
BACA JUGA: Hari Sepeda Sedunia, Jogja Dulu Punya Sego Segawe yang Kini Tak Ada Lagi Kabarnya
Selain itu menambah pengetahuan orang tua terkait gizi yang harus didapatkan anak mereka di usia tersebut agar terhindar dari stunting.
Di Perdesaan
Hal ini berbeda dengan kawasan perdesaan yang menyebabkan anak stunting akibat kondisi ekonomi yang membuat mereka kesulitan dalam memenuhi gizi anak.
Dalam hal ini tentu diperlukan peran masyarakat dalam membantu orang tua yang memiliki anak stunting dalam memenuhi kebutuhan mereka salah satunya dengan program bapak asuh dan Dapur Sehat.
"Program bapak asuh ini merupakan intervensi kepada anak stunting untuk dipenuhi gizi mereka selama enam bulan ke depan dan Dapur Sehat ini memperkaya sumber makanan yang ada di lingkungan tersebut dalam memenuhi kebutuhan gizi anak stunting," kata dia.
Menurut dia, BKKBN memiliki keterbatasan anggaran dalam penekanan atau intervensi anak stunting di Indonesia sehingga pelibatan pihak di luar BKKBN menjadi keharusan melalui program bapak asuh yang sudah dicanangkan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement