Advertisement
LinkedIn PHK Sebanyak 716 Pekerja

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Jaringan media sosial milik Microsoft Corp, LinkedIn bersiap memangkas karyawannya hingga 716 pekerjaan. LinkedIn juga menutup layanan aplikasi pencarian kerja InCareer di China.
BACA JUGA: Usai PHK Karyawan, Link Aja Umumkan CEO Baru
Advertisement
LinkedIn, yang memiliki 20.000 karyawan, telah meningkatkan pendapatan setiap kuartal selama tahun lalu, tetapi perusahaan bergabung dengan perusahaan teknologi besar lainnya termasuk induknya dalam merumahkan pekerja di tengah prospek ekonomi global yang melemah.
Dalam enam bulan terakhir, lebih dari 270.000 pekerjaan teknologi secara global telah dihentikan, menurut riset Layoffs.fyi.
Mengutip Reuters, Selasa (9/4/2023), LinkedIn sebenarnya menghasilkan uang melalui penjualan iklan dan menagih langganan bagi para profesional yang menggunakan aplikasinya.
Dalam sebuah surat kepada karyawan, CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengatakan langkah untuk memotong pekerjaan dalam tim penjualan, operasi, dan pendukungnya ditujukan untuk merampingkan operasi perusahaan dan akan menghilangkan sejumlah struktur untuk membuat keputusan lebih cepat.
"Dengan pasar dan permintaan pelanggan yang lebih berfluktuasi, dan untuk melayani pasar yang sedang tumbuh dan berkembang secara lebih efektif, kami memperluas penggunaan vendor," tulis Roslansky.
Seorang juru bicara LinkedIn mengatakan vendor adalah mitra eksternal yang akan mengerjakan pekerjaan baru dan yang sudah ada.
Roslansky juga mengatakan dalam suratnya bahwa perubahan itu akan menciptakan 250 pekerjaan baru. Juru bicara mengatakan bahwa karyawan yang terkena dampak pemotongan akan memenuhi syarat untuk melamar peran tersebut.
LinkedIn juga mengatakan akan menghapus aplikasi pekerjaan yang ditawarkannya di China setelah memutuskan pada 2021 untuk menarik diri dari negara itu, dengan alasan lingkungan yang menantang. Aplikasi yang disebut InCareers akan dihapus pada 9 Agustus 2023.
"Terlepas dari kemajuan awal kami, InCareer menghadapi persaingan yang ketat dan iklim ekonomi makro yang menantang, yang pada akhirnya membawa kami pada keputusan untuk menghentikan layanan," kata perusahaan kepada pengguna situs web.
LinkedIn akan mempertahankan kehadirannya di China untuk membantu perusahaan yang beroperasi di sana dan mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.
Di sektor teknologi, perusahaan besar telah menyumbang sebagian besar aksi PHK baru-baru ini, termasuk 27.000 pekerjaan di Amazon.com Inc, terbanyak dalam sejarahnya.
Pemilik Facebook Meta Platforms Inc kehilangan 21.000, dan induk Google Alphabet Inc telah memberhentikan 12.000 karyawan.
Microsoft, yang membeli LinkedIn sekitar US$26 miliar pada tahun 2016, telah mengumumkan sekitar 10.000 PHK dalam beberapa bulan terakhir dan menggelontorkan biaya US$1,2 miliar terkait dengan PHK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement