Advertisement
Duh, Sumur Pamsimas di Sragen Keluarkan Gas yang Bisa Terbakar

Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN — Pembuatan sumur dalam untuk program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di RT 023, Dukuh Kwayon, Desa Jambanan, Kecamatan Sambirejo, Sragen tak berjalan sesuai harapan. Sumur sedalam 94 meter itu mengeluarkan gas yang bisa terbakar.
Khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan, warga akhirnya tak memakai sumur itu dan memilih lokasi lain untuk dibuat sumur Pamsimas. Lokasi baru jaraknya sekitar 150 meter arah utara tetapi masih dalam lingkungan RT 023 Dukuh Kwayon.
Advertisement
Gas itu tidak berbau dan keluar bersama air membentuk gelembung-gelembung. Terlihat air seperti mendidih meski jika dipegang air maupun gasnya tak panas.
Misniyanto, 54, warga Taraman, Sidoharjo, Sragen, mengatakan ia bersama tiga rekannya menggali sumur dalam tersebut pada Senin (22/8/2022). Ia mengebor sampai kedalaman 94 meter. Setelah itu ia memasukkan pipa berdiameter 6 inci sedalam sumur tersebut dan menyedot airnya.
Lahan yang dibor untuk sumur itu berada lebih tinggi dari sekitarnya. Lahan itu dimiliki warga setempat yang bernama Suwoyo, 60.
“Uji coba [menyedot air] dilakukan Kamis [1/9/2022] sekitar pukul 16.00 WIB. Debit airnya banyak tapi kemudian mati. Dicoba disedot lagi, keluar banyak airnya, tapi enggak lama berkurang debitnya lalu mati. Kami cek dengan mengangkat pompa submersible, ternyata diketahui ada kandungan gasnya. Lalu dicoba pakai korek api ternyata menyala besar apinya,” ujar Misniyanto, Senin (5/9/2022).
Warga akhirnya bersepakat untuk tak jadi menggunakan sumur itu dan membuat sumur di lokasi lain yang masih di lingkungan satu RT.
Sementara itu, Suwoyo membenarkan lahannya dijadikan lokasi untuk sumur Pamsimas bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp400 juta. Lahannya dipilih untuk dibuat sumur karena dianggap debit airnya banyak.
Awalnya, lahan itu akan dibeli pemerintah desa. Namun Suwoyo memilih untuk mewakafkan seluas lahan yang digunakan untuk sumur Pamsimas yakni 5 meter persegi.
“Saya dan keluarga tanda tangan persetujuan wakaf. Setelah itu lokasi digali. Jadi mengebornya berapa lama tidak ingat. Saat kedalaman 30 meter sudah ada airnya, tapi untuk memenuhi aturan harus kedalaman 90 meter. Ternyata sumur itu malah keluar gas,” ujarnya.
Karena akhirnya sumur itu tidak jadi dipakai, maka lahannya pun tak jadi Suwoyo wakafkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Pekerja di DIY Dukung SE Larangan Penahanan Ijazah, Ini Alasannya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement