Negara Eropa Dekati Indonesia Minta Batu Bara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyambut positif rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang ingin mengerek target produksi pada rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) seiring meningkatnya permintaan di tengah disrupsi pasokan energi tahun ini.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menuturkan sejumlah negara sudah terlihat mengajukan permintaan untuk pembelian batu bara dalam negeri menyusul musim dingin sepanjang triwulan ketiga tahun ini. Malahan sejumlah transaksi batu bara sudah mulai dilakukan dari Jerman, Polandia, Italia, Spanyol hingga Belanda.
Advertisement
BACA JUGA: Kunjungi Kraton, Presiden Jerman Kagum dengan Lawung Ageng
“Sudah terjadi pengiriman ke beberapa negara yang membutuhkan, itu kita dengar langsung misalnya dari Spanyol ada juga ke Polandia mereka sudah bilang,” kata Hendara melalui sambungan telepon, Jumat (17/6/2022).
Dengan demikian, dia meminta pemerintah untuk mendukung terkait dengan ketersediaan alat tambang dan armada laut seperti tongkang untuk dapat meningkatkan torehan produksi di dalam negeri. Alasannya, target produksi yang dikerek belakangan itu relatif sulit dipenuhi lantaran torehan produksi selama kuartal pertama 2022 sempat terkoreksi cukup dalam akibat cuaca buruk.
“Dukungan ketersediaan alat tambang dan armada angkut laut seperti tongkang juga perlu waktu untuk bisa mendukung kenaikan produksi. Karena peningkatan permintaan sifatnya sangat tiba-tiba akibat perang di Eropa Timur,” tuturnya.
Di sisi lain, dia menambahkan, peningkatan permintaan batu bara juga datang dari India dan Pakistan terkait dengan isu pasokan bahan baku kelistrikan mereka. Malahan, Hendra menuturkan, Kementerian Pertambangan Batu Bara India bakal ke Jakarta akhir bulan ini berkaitan dengan pasokan batu bara tersebut. Selain itu, dia menambahkan, asosiasinya telah lebih dahulu menerima kunjungan Konsulat Jenderal dari Karachi ihwal pasokan batu bara ke Pakistan.
“Kalau data-data itu berarti banyak negara-negara yang mendekati,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menaikkan target produksi batu bara pada rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB perusahaan yang memiliki IUP pada pertengahan tahun ini. Langkah itu diambil seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas emas hitam itu dari sebagian negara eropa dan India di tengah disrupsi pasokan energi global yang masih berlanjut.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan Jerman secara resmi sudah mengajukan permintaan batu bara mencapai 150 juta ton pada tahun ini. Sementara sebagian negara lain masih menunggu proses pengajuan resmi yang diprediksi ikut menaikkan target produksi tambang hingga akhir tahun.
“Nanti kita akan tambahkan produksinya di RKAB, belum ada angkanya tapi gambaran permintaanya sudah 150 juta [ton], itu yang bicara angka Jerman kalau yang saya tahu,” kata Ridwan saat ditemui selepas acara Pengarahan Kepada Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati/Penjabat Walikota di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022).
Ridwan memastikan kapasitas produksi di dalam negeri relatif stabil hingga akhir tahun seiring dengan permintaan yang signifikan dari sejumlah negara non tradisional. Menurut dia, cadangan batu bara dari sejumlah perusahaan besar seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terbilang cukup besar untuk memenuhi permintaan baru tersebut.
“Sumber batu bara dari kita masih cukup kok, termasuk yang besar-besar. Termasuk PTBA dan lain-lain masih cukup kita,” tuturnya.
Adapun realisasi produksi batu bara hingga pertengahan tahun ini masih relatif rendah akibat gangguan cuaca pada awal tahun ini. Selain itu, pendanaan yang seret dari perbankan turut memengaruhi kegiatan eksplorasi pada hulu tambang batu bara.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia per Jumat (17/6/2022), realisasi produksi batu bara baru mencapai 271,78 juta ton. Sementara realisasi ekspor menyentuh di angka 95,79 juta ton dan domestik berada di kisaran 72,65 juta ton. Di sisi lain, pemenuhan pasar domestik atau domestic market obligation (DMO) sudah mencapai 54,03 juta ton.
Sementara itu, Bursa ICE Newcastle per Jumat (17/6/2022) menunjukan harga batu bara untuk kontrak Juli 2022 kembali mengalami penguatan setelah naik 0,41 persen ke posisi US$346,4 per ton. Dalam tiga bulan terakhir harga batu bara terus mengalami kenaikan sebesar 51,17 persen dari perdagangan Maret 2022 di posisi US$198,30 per ton.
Sentimen harga batu bara di Bursa ICE Newcastle masih relatif kuat hingga pertengahan tahun ini dengan kenaikan harga komoditas itu mencapai 280,87 persen secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Temui Pemerintah Arab Saudi, Menteri Agama Bahas Haji 2025
- Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah
- Mendes Yandri Akan Lakukan Digitalisasi Pengawasan Dana Desa
- Prediksi BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
- KPK Periksa Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
- Ruang Kelas Ambruk Saat Pembelajaran, 2 Siswa Terluka
Advertisement
Advertisement