Advertisement
Mendag Incar Peningkatan Ekspor Fesyen Muslim 10 Kali Lipat
![Mendag Incar Peningkatan Ekspor Fesyen Muslim 10 Kali Lipat](https://img.harianjogja.com/posts/2021/11/12/1088058/produksi-baju-koko.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengharapkan nilai industri fesyen muslim Indonesia bisa meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Ekspor diharapkan meningkat 10 kali lipat, seiring dengan inisiasi untuk meningkatkan potensi sektor ini.
Mengutip laporan State of Global Islamic Economy, Lutfi mengatakan nilai pasar fesyen muslim Indonesia bernilai US$16 miliar. Nilai tersebut menempatkan Indonesia di peringkat kelima pasar fesyen muslim terbesar, terlepas dari status sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia.
Advertisement
“Bisa dibayangkan kita sekarang kita pasar fesyen muslim nomor 5 dunia, dengan nilai US$16 miliar. Menurut saya mestinya bisa jauh lebih besar karena Iran yang penduduknya 110 juta orang saja industri fesyen muslim sudah melampaui US$53 miliar,” kata Lutfi dalam konferensi pers Kick Off Embracing Jakarta Muslim Fashion Week, Kamis (11/11/2021).
Selain berada di bawah Iran, nilai pasar fesyen muslim Indonesia juga lebih kecil dibandingkan dengan Turki yang menyentuh Turki US$28 miliar, Arab Saudi dengan US$21 miliar, dan Pakistan US$20 miliar.
Nilai ekspor fesyen muslim Indonesia juga baru bernilai US$500 juta. Sementara status eksportir terbesar dipegang oleh China dengan nilai US$11,5 miliar.
Dengan nilai ekspor produk garmen yang berkisar US$11 miliar setiap tahunnya, Lutfi mengatakan masih banyak ruang bagi Indonesia untuk meningkatkan performa fesyen muslim. Jakarta Muslim Fashion Week yang rencananya digelar pada Oktober 2022 diharapkan menjadi momentum bagi pemangku kepentingan di sektor ini untuk berkolaborasi.
“Bayangan saya dalam 5 tahun kita bisa meningkatkan dua kali lipat nilai industri fesyen muslim dari US$16 miliar menjadi US$32 miliar. Lalu ekspor hanya US$500 juta bisa 10 kali lipat dalam 4 tahun itu mestinya sesuatu yang bisa kita dapatkan,” katanya.
Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim dari Kadin Indonesia Anne Patricia Sutanto mengatakan kinerja industri fesyen muslim Indonesia yang belum optimal terjadi karena ekosistem yang mendukung. Meski demikian, dia meyakini Jakarta Muslim Fashion Week bisa menjadi aggregator potensi dari hulu ke hilir.
“Kami merasa dengan kearifan lokal dan expert dari dunia akademis, desainer, dari pemangku kepentingan dari hulu ke hilir, kami merasa tren fesyen muslim global harus dimulai dari Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar,” kata Anne.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Berikut Sejumlah Momen Spesial Saat Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182749/bus-sekolah.jpg)
Bukan September, Bus Sekolah di Bantul Dipastikan Mengaspal Mulai 17 Agustus 2024
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
- Tito Karnavian Optimistis Indonesia Jadi Negara dengan Ekonomia Dominan di Dunia
- Penumpang Kereta Cepat Whoosh Terus Meningkat, Jumlah Perjalanan Bakal Ditambah Jadi 62 Perjalanan
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono Penuhi Panggilan KPK
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
Advertisement
Advertisement