Advertisement

Cegah Pernikahan Dini saat Pandemi, Penyuluh Muda Dikerahkan

Sunartono
Rabu, 29 September 2021 - 22:47 WIB
Sunartono
Cegah Pernikahan Dini saat Pandemi, Penyuluh Muda Dikerahkan Dialog Program Keluarga Berencana di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (29/9/2021). - Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan sejumlah kalangan pemuda dalam rangka edukasi reproduksi guna menekan angka pernikahan dini saat pandemi. Di masa pandemi terdapat peningkatan angka kehamilan tidak direncanakan serta pengajuan dispensasi pernikahan atau pernikahan di bawah umur. Hal ini dibahas dalam Dialog Produktif Program Keluarga Berencana di Masa Pandemi Covid-19 KPCPEN Rabu (29/9/2021).

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan kehamilan tidak direncanakan setidaknya dapat bersumber pada dua hal. Antara lain pasangan usia subur tak segera melakukan kontrasepsi dan kehamilan tanpa pernikahan. Keduanya bisa terjadi karena mereka tidak memahami kesehatan reproduksi, sehingga perlu diberikan edukasi atau pemahaman terkait masalah ini.

Advertisement

“Untuk memberikan sosialisasi dan layanan kontrasepsi, kami menggiatkan program KB di daerah-daerah Indonesia, terutama selama masa pandemi COVID-19. Banyak perempuan usia produktif yang tidak berani datang ke fasilitas keluarga berencana selama pandemi karena takut tertular virus corona,” katanya dalam rilis yang dikirim Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Hasto menambahkan BKKBN melakukan terobosan penyuluhan proaktif door to door (pintu ke pintu) untuk penyuluhan kontrasepsi dan mempermudah cara mendapatkan layanan tersebut. Selain itu dengan mengubah strategi, dengan memberikan izin kepada penyuluh untuk membawa alat kontrasepsi yang disampaikan ke fasyankes. Selain itu layanan KB di banyak titik melalui Gerakan Sejuta Akseptor dan melakukan pemasangan alat kontrasepsi gratis.

“Selain itu, BKKBN menyalurkan Dana Alokasi Khusus ke kabupaten/kota. Jika sebelum pandemi hanya Rp62 miliar, maka pada 2020-2021 ditingkatkan menjadi Rp400 miliar,” ujarnya.

Terkait edukasi reproduksi, Hasto menilai pentingnya mengubah persepsi tentang pendidikan seksual, mengingat pendidikan ini sangat perlu dilakukan sejak dini, bahkan kepada anak-anak. BKKBN memiliki jejaring penyuluh yang terdidik. Termasuk di dalamnya, Duta Genre (Generasi Berencana), yaitu para penyuluh muda yang bertugas melakukan sosialisasi KB kepada teman seumurnya.

Duta GenRe Indonesia Putra 2021 Fiqih Aghniyan Hidayat menyebut berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pada 2020, terdapat lebih dari 64.000 pengajuan dispensasi pernikahan anak bawah umur. “Mungkin karena di masa pandemi anak tidak ke sekolah jadi akhirnya memilih menikah, serta adanya faktor ekonomi keluarga. Selain itu, karena terjadi kehamilan tidak diinginkani,” katanya.

Guna menekan lonjakan pernikahan dini tersebut, terdapat beberapa strategi preventif yang dijalankan oleh Duta GenRe. Di antaranya, memberikan pendampingan sebagai konselor sebaya, memberikan bantuan logistik supaya meringankan beban keluarga terdampak, serta Gerakan Kembali Ke Meja Makan untuk membangun kembali pola asuh yang baik dan komunikasi keluarga.

“Selain itu ada program #2125, berupa edukasi usia ideal minimum pernikahan adalah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, dalam rangka meminimalisasi terjadinya pernikahan dini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sambut Pemudik dan Wisatawan Libur Lebaran 2024, Begini Persiapan Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement