Advertisement

Menteri Koperasi & UKM: Ada 6 Juta UMKM Beralih ke Digital selama Pandemi

Sunartono
Sabtu, 14 Agustus 2021 - 10:07 WIB
Sunartono
Menteri Koperasi & UKM: Ada 6 Juta UMKM Beralih ke Digital selama Pandemi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam webinar Mendorong Transformasi Digital UMKM Melalui E-Commerce. - Ist.

Advertisement

arianjogja.com, JOGJA--Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan sebanyak 30 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sudah menggunakan platform digital pada 2024 mendatang. Kapasitas produksi dan kualitas menjadi faktor penting menjadikan UMKM menggunakan platform digital agar mampu bersaing dengan merek terkenal. Pandemi Covid-19 membuat jutaan UMKM beralih ke digital.

Teten mengungkap, berdasarkan survei, sebelum pandemi mencatat ada 8 juta UMKM terekosistem dengan digital dengan proses selama delapan sampai 10 tahun. Namun saat pandemi hanya dalam waktu 1,5 tahun, sudah naik 22% menjadi 14,6 juta yang sudah menggunakan platform digital.

Advertisement

BACA JUGA : Teten Masduki Tertarik dengan Sistem Tomira di Kulonprogo

“Naik 6 juta UMKM dalam waktu 1,5 tahun, ini setara dengan delapan tahun. Karena ada situasi yang mendorong mereka harus segera bertransformasi ke digital. Ke depan tren akan semakin kuat, karena banyak fasilitas, kadang beli di online lebih murah,” katanya dalam pada Webinar Mendorong Transformasi Digital UMKM Melalui E-Commerce, Jumat (13/8/2021).

Ia menargetkan ada 30 juta UMKM yang sudah terhubung ke platform digital pada 2024 mendatang. Sejumlah strategi telah disiapkan, misalnya dengan membenahi kelemahan UMKM yang tidak bisa berkembang dengan platform digital. Mengingat ada sekitar 4% UMKM yang sudah menggunakan aplikasi digital namun tidak bisa berkembang.

Penyebabnya, karena kapasitas produksi terbatas serta kualitas produk yang harus bersaing dengan merek terkenal. Oleh karena itu, ia mendorong UMKM harus mengembangkan kualitasnya. Faktor lain, UMKM tidak memiliki SDM memadai, sehingga tidak bisa membagi untuk melakukan marketing online yang membutuhkan strategi khusus dan cepat, di sisi lain UMKM harus melakukan produksi secara mandiri.

BACA JUGA : Teten Masduki: Larangan 13 Produk Asing di Shopee Tanpa

“Sehingga pentingnya reseller, dropship untuk membantu UMKM yang tidak bisa jualan online, tidak semua UMKM yang punya kapasitas berjualan di platform digital nasional. Sehingga kami mendorong platform digital daerah agar memfasilitasi. Harapannya 30 juta UMKM menggunakan platform digital di 2024,” katanya.

Founder Sovlo Indonesia Lidya Valensia mengakui mulai beralih ke digital saat awal pandemi tepatnya Juni 2020 silam. Mengingat usahanya di bidang souvenir, barang promosi perusahaan dan pernikahan terhenti total saat Maret 2020. Ia memilih platform digital sesuai dengan kemudahan yang ditawarkan, terutama di e-commerce sudah terhubung dengan baik secara khusus tidak membutuhkan admin Whatsapp.

“Waktu itu kami kewalahan, omzet turun, sementara kami harus memikirkan karyawan, akhirnya beralih ke digital dan bisa diterima dengan baik, bertahan sampai saat ini,” katanya.

Peneliti TDS Ai Mulyani dalam kesempatan itu menyatakan dari hasil surveinya, ada sekitar 82% UMKM berusaha bertahan selama pandemi dengan memaksimalkan penjualan online. Mereka rata-rata menggunakan lebih dari satu platform digital sehingga jangkauan target konsumen lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Serangan Wereng Meluas, DPP Kulonprogo Basmi dengan Pestisida

Kulonprogo
| Selasa, 23 April 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement