Advertisement
Delapan Ibu Hamil di Jogja Meninggal karena Positif Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Setidaknya delapan ibu hamil di Kota Jogja meninggal akibat Covid-19 sampai Juli 2021. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mencatat puncaknya terjadi sekitar dua pekan lalu.
Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Jogja, Yudiria Amelia, meningkatnya ibu hamil yang meninggal dalam kondisi positif Covid-19 juga terjadi di kabupaten lain di Provinsi DIY.
Advertisement
Belakangan ini, ibu hamil yang positif Covid-19 kebanyakan saat kehamilan berada di usia trimester kedua. Dalam keadaan ini, kondisi ibu hamil cukup berisiko. Apabila keadaan memburuk akan sulit tertangani, bahkan bisa juga tidak tertolong.
Pemerintah Kota Jogja sudah memberikan jalur khusus untuk penanganan ibu hamil di layanan kesehatan. Penanganan juga dibedakan dengan pasien positif lain. Koordinasi antara puskesmas dengan fasilitas kesehatan juga terjalin cukup baik.
"Tapi memang ada beberapa hal yang menyebabkan pasien tidak selamat,” kata Yudiria, Kamis (30/7/2021).
Baca juga: Percepat Vaksinasi, DIY Minta Tambahan Vaksin Covid-19 dari Pusat
"Sejauh ini ada delapan [kasus ibu hamil meninggal dengan status terpapar Covid-19]. Rata-rata usia kandungan di atas 20 minggu, meski ada juga yang pas proses melahirkan. Tapi, lebih banyak di trimester kedua."
Sebenarnya sejak awal pandemi sudah banyak ibu hamil yang menjalani proses kehamilan dengan kondisi terpapar Covid-19. Namun kondisi ini diketahui saat usia kehamilan 38 minggu. Sehingga kondisinya tergolong aman.
"Kalau di [usia kehamilan] 38 minggu [kemudian] positif, ada belasan. Kondisinya baik, melahirkan selamat, anaknya juga selamat. Tapi kalau ibu hamil kena Covid-19 di trimester kedua, menurut SPOG memang agak mengkhawatirkan," kata Yudiria.
Mengingat dampaknya yang tinggi, Yudiria mengimbau pada para ibu hamil untuk lebih disiplin dalam menerapkan prokes.
Menurut Dokter Spesialis Obgin Rumah Sakit (RS) Panti Rapih, Lusiana Irene Widiastuti, apabila ibu hamil terkena Covid-19, kondisinya mirip dengan orang yang komorbid atau memiliki penyakit penyerta. Ibu hamil yang positif juga beresiko saat menjalani persalinan.
Dalam kondisi hamil, terutama yang menginjak usia kehamilan tua, kerja-kerja organ tubuh seperti jantung dan paru-paru meningkat. Apabila beban kerja ini bertambah dengan terinveksi virus Covid-19, maka kemungkinan kematian saat persalinan menjadi meningkat. Terlebih apabila orang tersebut positif Covid-19 dengan gejala.
“Kemungkinan angka kematian meningkat apabila melahirkan bayi dengan pasien yang mengalami perburukan [akibat gejala Covid-19],” kata Lusiana.
Persentase berhasil tidaknya persalinan secara aman tergantung kondisi ibu hamil. Sehingga menjaga tubuh agar tetap sehat dan menerapkan prokes merupakan hal utama yang perlu dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Pekerja di DIY Dukung SE Larangan Penahanan Ijazah, Ini Alasannya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement