Advertisement
Studi: Angka Bunuh Diri Menurun Selama Pandemi Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 berdampak timbulnya masalah psikologis. Namun, studi terbaru menyebutkan kasus bunuh diri justru menurun.
Laporan awal menunjukkan lonjakan dalam jumlah orang yang berurusan dengan masalah kesehatan mental. Namun, para ahli percaya ketika orang mulai beradaptasi dengan masa Covid-19, maka ada penurunan jumlah kasus yang signifikan.
Advertisement
Melansir dari Times of India, Jumat (16/7/2021), tim peneliti yang merupakan bagian dari Tugas Kesehatan Mental Komisi Covid-19 Lancet mengatakan dampak pandemi pada kehidupan orang-orang secara bertahap memudar seiring waktu.
Selama awal pandemi Covid-19, tim peneliti mengamati lonjakan tinggi yang rata-rata memiliki tingkat kecemasan dan depresi. Sebuah penelitian terhadap 50 ribu orang di Inggris melaporkan 27 persen orang menunjukkan tingkat penderitaan yang signifikan secara klinis di awal pandemi dibandingkan dengan 19 persen sebelum pandemi.
"Angka ini menunjukkan Covid-19 membawa berbagai masalah kesehatan mental," tulis laporan tersebut seperti dikutip dari Times of India, Jumat (16/7/2021).
Seiring berjalannya waktu, menurut para peneliti, rata-rata tingkat depresi, kecemasan, kesusahan, bahkan kasus bunuh diri mulai menurun. Mereka juga memeriksa kumpulan data terbesar dari Gallup World Poll.
“Survei ini meminta orang untuk mengevaluasi hidup mereka pada skala 10 poin, dengan 10 [poin] sebagai kehidupan terbaik dan nol [poin] sebagai yang terburuk,” jelas peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada penurunan kepuasan hidup yang signifikan. Dilaporkan, orang pada tahun 2020 menilai hidup mereka rata-rata 5,75 identik dengan rata-rata tahun-tahun sebelumnya.
“Data real-time dari sumber resmi pemerintah di 21 negara menunjukkan tidak ada peningkatan kasus bunuh diri yang terdeteksi dari April hingga Juli 2020, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata para peneliti.
Faktanya, lanjut peneliti, tingkat bunuh diri sebenarnya sedikit menurun di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Sementara itu, banyak yang selamat dari dampak buruk pandemik akan tetapi dampak pada pikiran tetap ada.
Namun, para peneliti percaya bahwa manusia memiliki sesuatu yang disebut sebagai sistem kekebalan psikologis, yaitu memberi orang kemampuan untuk membuat yang terbaik dari situasi terburuk. Hal inilah yang memberi orang kekuatan untuk mengatasi kehilangan, pengalaman traumatis, cedera, dan kesengsaraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement