Advertisement

Lurah Gajahan Dicopot oleh Walikota Gibran karena Minta THR, Warga Galang Dukungan

Newswire
Senin, 03 Mei 2021 - 19:07 WIB
Nina Atmasari
 Lurah Gajahan Dicopot oleh Walikota Gibran karena Minta THR, Warga Galang Dukungan Warga Gajahan menunjukan kain warna putih yang berisi tanda tangan sebagai dukungan buat Lurah Gajahan. - Suara.com/Ari Welianto

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO-  Lurah Gajahan Kecamatan Pasar Kliwon, Saparno yang copot dari jabatannya oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mendapat dukungan moral dari warga Gajahan Kecamatan Pasar Kliwon.

Warga Gajahan merasa gelo dan kecewa atas kebijakan wali kota yang mencopot Lurah Gajahan dari jabatannya.

Sebagai bentuk dukungan, warga membubuhkan tanda tangan dalam kain warna putih. Kain tersebut kemudian di bawa keliling ke warga Gajahan untuk tanda tangan.

Ada juga dua spanduk yang dipasang di depan Kelurahan. Spanduk tersebut bertuliskan "#Save Lurah", "We Trust Suparno".

Baca juga: Banyak Pemudik Nekat Pulang ke Jateng, Ganjar Akan Lakukan Hal Ini

Advertisement

"Jadi Warga Jangan Manja" dan "Lurah Hebat Kok Dipecat" dan "Save Linmas" namun spanduk sudah dicopot.

"Jujur kami dukung pak lurah sepenuhnya. Kami warga Gajahan mendukung dan sangat kecewa dengan kebijakan pencopotan pak lurah," ujar salah satu warga Gajahan Ananda (60) saat ditemui Senin (3/5/2021).

Menurutnya, ini yang tanda tangan semua warga yang mendukung pak lurah. Kalau untuk spanduk yang anak-anak mudah pukul 02.00 WIB tadi dan dicopot pukul 06.00 WIB.

Tadi ibu-ibu PKK juga mengajak bagaimana mengupayakan agar Pak Lurah tidak dicopot. Warga Gajahan mendukung Pak Suparno.

"Kita bukan protes tapi dukungan secara moril, kalau bisa ya mbok jangan dipecat. Tapi berilah solusi yang terbaik, karena yang terjadi di lapangan itu tidak seperti yang dibayangkan orang-orang dan bukan pungli," paparnya.

Warga pun membantah jika di Kelurahan Gajahan tidak ada pungutan liar (pungli), itu merupakan rasa empati warga kepada Linmas yang tidak mendapatkan THR. Warga memberikan pun tidak ada paksaan tapi sukarela, ada yang memberi Rp10.000 hingga Rp100.000.

Baca juga: Bus Berstiker Khusus Bisa Beroperasi Saat Larangan Mudik Diberlakukan

"Itu sepengetahuan warga semua dan terbuka bukan tertutup. Warga juga bagaimana mengupayakan linmas atau penarik sampah mendapatkan THR apapun bentuknya, itu adalah rasa kebersamaan kita terhadap warga yang tidak mampu," ungkap dia.

Menurutnya, itu yang minta linmas kepada warga-warga yang mampu untuk memberikan bantuan. Bukan hanya pemilik-pemilik toko diminta dan itu tidak ada paksaan tapi sukarela.

"Itu tidak hanya setiap tahun tapi setiap saat kita ada apapun membantu warga yang tidak mampu. Itu bukan tradisi, terus terang kita merasa gelo dan kecewa adanya pemberitaan yang dibilang pungli," sambung dia.

Harusnya dari pemerintah itu bisa paham dan melihat kondisi yang sebenarnya di lapangan seperti apa. Sebagai warga merasa empati terhadap linmas dan petugas penarik sampah.

"Pak Lurah tidak menerima uang itu karena beliau orang yang mampu dan punya sawah banyak. Pak lurah orangnya baik, beliau sering datang ke warga membicarakan soal pembangunan di tingkat RT dan RW," imbuhnya.

Sementara itu Ketua RT 01 RW 05 Gajahan, Joko Purwanto juga mengaku kecewa. Pak lurah merupakan orang yang baik di warga dan sering kumpul-kumpul dengan warga.

"Jelas kecewa dan warga tidak terima pak lurah dicopot. Warga mendukung pak lurah, nanti tanda tangan dari warga ini akan diserahkan ke wali kota," terang dia.

Warga minta agar pak lurah tetap masih bertahan di Kelurahan Gajahan. Soal pungutan sebenarnya pak lurah sudah dua kali tidak mau untuk tanda tangan, yang minta tanda tangan itu Linmasnya.

"Dua kali tidak mau tanda tangan, baru yang ketiga akhirnya tanda tangan dan itu tidak ada desakan daro warga. Pak Lurah itu orangnya baik dan mampu, bahkan mau nomboki dulu, seperti sampah pembayaran 5rtelat berapa bulan dan belum gajian ditomboki dulu," ucapnya.

Terpisah Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryatmo mengatakan memang ada spanduk yang isinya dukungan oleh warga. Namun, segera mungkin sudah dicopot oleh petugas.

"Memang ada spanduk dan kita langsung bergerak turun ke bawah dan dilacak ternyata warga Reksoniten Gajahan. Kita langsung kumpulkan mereka dan berikan informasi mulai dari awal hingga akhir, merekapun mau menerima," tutur dia.

Ari menambahkan, masalah ini sudah diselesaikan ditingkat warga. Nantinya akan menunjukan Plt dari kecamatan atau kelurahan untuk ditempatkan di Gajahan.

"Hari ini kita tunjuk Plt. Karena sesuai dawuh wali kota, untuk tugas kedepannya itu Jogo Tonggo harus bisa menyesuaikan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Karang Taruna di Bantul Diajak Mencegah Praktik Politik Uang dalam Pilkada 2024

Bantul
| Jum'at, 19 April 2024, 14:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement