Advertisement

Promo November

Tingkat Kemiskinan di 15 Kabupaten di Jawa Tengah Masih Tinggi

M Faisal Nur Ikhsan
Rabu, 14 April 2021 - 23:47 WIB
Budi Cahyana
Tingkat Kemiskinan di 15 Kabupaten di Jawa Tengah Masih Tinggi Ilustrasi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SEMARANG – Ketua DPRD Jawa Tengah Bambang ‘Kribo’ Kusriyanto menyebut tingginya tingkat kemiskinan di Jawa Tengah harus menjadi masalah bersama.

“Berdasarkan data yang kami punya, angka kemiskinan di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Ada 15 Kabupaten dan Kota yang angka kemiskinannya di atas 11 persen, antara 11,46 – 17,59 persen,” kata Bambang dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan pada Rabu (14/4/2021).

Advertisement

Bambang menyebutkan pandemi Covid-19 memperparah kondisi kemiskinan di Jawa Tengah. Sebelum pandemi, lanjutnya, tercatat ada 14 kabupaten dengan angka kemiskinan di atas 11 persen.  Setelah krisis akibat Covid-19, jumlahnya bertambah 1 menjadi 15 Kabupaten/Kota. 

15 daerah yang dimaksud Bambang antara lain Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Sragen, Kabupaten Rembang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Kebumen.

Untuk benar-benar menekan tingkat kemiskinan di 15 daerah tersebut, Bambang mengharapkan kerjasama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota dapat berjalan dengan baik.

“Kerja sama antar daerah secara komprehensif yang kami harapkan ini bukan hanya sekadar pidato, sekadar rapat-rapat, tapi implementasinya di lapangan harus sesuai dengan apa yang diharapkan,” jelasnya.

Persoalan kemiskinan tersebut juga disinggung oleh Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Subandi Sardjoko.

Selain persoalan kemiskinan, lanjutnya, masih ada tiga isu strategis lain yang mesti diselesaikan Jawa Tengah pada tahun 2022. Ketiga persoalan tersebut adalah rendahnya daya saing ekonomi dan kualitas SDM di Jawa Tengah, belum optimalnya pembangunan kedaulatan energi, daya dukung lingkungan, dan kelestarian SDA, serta masih adanya ketertinggalan pembangunan ekonomi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Dia juga menambahkan bahwa pengembangan kawasan strategis berbasis pariwisata alam, budaya, dan MICE dapat dimanfaatkan Jawa Tengah guna mempercepat pemulihan ekonomi.

“Saya yakin pemulihan ekonomi dapat diselesaikan bersama dengan mengembangkan pusat industri manufaktur penghasil produk akhir dan produk antara yang berorientasi ekspor,” jelas Subandi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pengawas Pilkada Lakukan Pemantauan Potensi Pelanggaran di Masa Tenang

Bantul
| Senin, 25 November 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement