Advertisement
28 Triliun Ton Es Mencair, Permukaan Air Laut Terus Meningkat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Permukaan es di Greenland kian gawat. Para ahli memprediksi pada 2055 hujan salju musim dingin di Greenland tidak lagi cukup untuk melapisi kembali es yang mencair di setiap musim panas.
Menutut Live Science, Selasa (2/2/2021), sebuah studi baru mengemukakan bahwa kenaikan suhu global mendorong perubahan dramatis ini. Jika Bumi terus memanas pada kecepatannya saat ini, suhu global rata-rata akan naik hampir 5 derajat Fahrenheit (2,7 derajat Celcius) pada tahun 2055. Dengan demikian, rata-rata suhu di Greenland menjadi lebih panas, yakni naik sekitar 8 F (4,5 C).
Advertisement
Di bawah kondisi tersebut, hilangnya es tahunan Greenland dapat meningkatkan permukaan laut hingga 5 inci (13 sentimeter) pada 2100, kecuali langkah drastis seperti menekan emisi gas rumah kaca dan memperlambat tren pemanasan global diambil dari sekarang.
Profesor Riset di Lamont-Doherty Earth Observatory Universitas Columbia Marco Tedesco mengatakan dalam studi terbaru itu, peneliti menghitung bahwa dunia telah kehilangan 28 triliun ton es dalam 24 tahun, yaitu dari 1994 hingga 2017. Seiring waktu, permukaan air laut pun semakin meningkat.
Saat ini, Greenland dan gletser minor memainkan peran dominan dalam kenaikan permukaan laut, sedangkan kontribusi sisanya disebabkan oleh fenomena pemuaian panas lautan.
"Semakin kita menghangatkan lautan yang menyerap sekitar 85 persen panas akibat pemanasan global, semakin mendorong naiknya laut," ujarnya website resmi Universitas Colombia.
Menurut peneliti dari University of Leeds, penulis yang baru saja menerbitkan hasil studinya di The Cryosphere, setengah es yang hilang termasuk 6,1 triliun ton dari gletser gunung, 3,8 triliun ton dari lapisan es Greenland, dan 2,5 triliun ton dari lapisan es Antartika.
Kebocoran ini menaikkan permukaan laut global hingga 35 milimeter. Setiap sentimeter kenaikan permukaan laut, satu juta orang berisiko mengungsi dari dataran rendah.
Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk menyelematkan bumi ini yaitu mengurangi emisi karbon. Tanpa pembalikan seperti itu, konsekuensi terhadap planet kita, dan kehidupan di sepanjang pantai seperti yang kita kenal sekarang, akan berubah bentuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Layak Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement