Advertisement
Hasil Studi, Pria dengan Pendapatan Tinggi Cenderung Mengalami Obesitas, Ini Dampak Buruknya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Salah satu penyakit tidak menular yakni Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia mengidap hipertensi. Sebagian besar (dua pertiga) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Advertisement
Berkaitan dengan hipertensi, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa pria yang menerima pendapatan tinggi lebih berisiko terkena hipertensi.
Baca juga: Tak Perlu Dibersihkan, Telinga Ternyata Membersihkan Sendiri
Studi ini dilakukan oleh peneliti dari Jepang dan mereka menganalisis 4.314 karyawan (3.153 pria dan 1.161 wanita) dari 12 tempat kerja telah terdaftar pada 2012.
Semua pekerja tersebut bekerja pada siang hari dan memiliki tekanan darah yang normal.
Kemudian mereka mulai menyelidiki hubungan antara pendapatan dan tekanan darah tinggi selama dua tahun.
Baca juga: Tak Perlu Memukul Pantat, Ini 8 Cara Lain Mendisiplinkan Anak Anda
Lalu, peneliti membagi peserta studi menjadi empat kelompok berdasarkan pendapatan rumah tangga tahunan mereka, kurang dari 5 juta, 5 hingga 7,9 juta, 8 hingga 9,9 juta, dan 10 juta atau lebih (dalam satuan yen Jepang) per tahun.
Mereka menemukan, pria dalam kelompok pendapatan tertinggi hampir dua kali lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan kelompok pendapatan terendah.
Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dan tekanan darah pada perempuan.
Peneliti menemukan bahwa ini berkaitan dengan gaya hidup yang lebih banyak dilakukan para pria, daripada wanita.
Menurut peneliti, pria dengan pendapatan tinggi cenderung mengalami obesitas dan sering mengonsumsi alkohol setiap hari. Kedua perilaku ini merupakan faktor risiko utama hipertensi.
Jepang mencatat ada lebih dari 10 juta orang dengan tekanan darah tinggi di negaranya, dan jumlahnya terus meningkat, kata penulis studi Dr Shingo Yanagiya dari Sekolah Pascasarjana Kedokteran Universitas Hokkaido, Sapporo, Jepang.
Dilansir The Health Site, studi ini dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-84 dari Japanese Circulation Society (JCS 2020).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement