Advertisement
Jumlah Pasien Covid-19 di Solo Meningkat, Waspada Gelombang Kedua

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - Jumlah kasus positif maupun pasien dalam pengawasan atau PDP di Solo meningkat dalam sepekan terakhir. Diduga situasi tersebut menjadi indikasi Solo tengah memasuki gelombang kedua pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih saat diwawancarai Solopos.com--jaringan Harianjogja.com, Jumat (10/7/2020). Ning mengatakan tren kenaikan kasus positif dan PDP sepekan terakhir merupakan bagian dari gelombang kedua pandemi virus corona di Kota Bengawan.
Advertisement
Sebelumnya Solo pernah tidak ada tambahan kasus baru selama hampir dua pekan, sebelum akhirnya kembali muncul. Atas dasar itulah, ia meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu agar jika benar saat ini Solo memasuki gelombang kedua pandemi Covid-19, situasinya tidak lebih parah dibanding gelombang pertama.
“Kerumunan wajib dihindari. Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan lebih baik di rumah saja jika tidak ada hal penting untuk dilakukan di luar rumah,” ucapnya.
Sementara itu, meski ada potensi kasus Covid-19 impor dari pelaku perjalanan, Pemkot Solo tidak berencana mengaktifkan kembali rumah karantina untuk mengantisipasi gelombang kedua pandemi.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo itu mengatakan berdasarkan efektivitas pelaksanaan karantina mandiri, mereka lebih nyaman di rumah sendiri.
Ning hanya meminta warga sekitar termasuk pengurus RT/RW diminta memantau dan mengawasi warga yang baru pulang seusai bepergian.
“Utamanya [mereka yang datang] dari zona merah, mereka wajib di rumah saja selama 14 hari untuk memutus rantai persebaran virus SARS CoV-2,” kata dia.
Seperti diberitakan, setelah delapan hari zero kasus baru positif Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mencatat dua kasus baru pada Jumat (10/7/2020).
Kedua pasien baru di masa yang diduga gelombang kedua pandemi Covid-19 ini adalah pasangan suami istri asal Mojosongo, Jebres, Solo. Selain dua kasus ini yang menjadikan akumulasi kasus positif totalnya 45 orang, jumlah pasien dalam pengawasan juga bertambah.
Kumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 292 jiwa. Dari jumlah itu, tinggal sembilan orang yang menjalani rawat inap, 245 sembuh, dan sisanya meninggal dunia.
Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 663 orang, dengan uraian 9 orang menjalani rawat jalan, 9 dalam pemantauan, dan sisanya selesai. “PDP sembuh pada Jumat ada empat orang, tambahan baru juga empat orang,” jelas Ning.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
Advertisement

Korban Ledakan Amunisi Bogor Mendiang Kolonel Cpl. Antonius Hermawan Dikenal Supel dan Cerdas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ledakan di Pantai Garut, TNI Buka Suara dan Benarkan 13 Orang Meninggal Dunia
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Polisi Tetapkan 5 Mahasiswa Sebagai Tersangka Perusakan saat Unjuk Rasa di Gedung DPR
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Sekeluarga Tertimbun Tebing Longsor di Samarinda, Dua Meninggal Dunia, 2 Masih dalam Pencarian
Advertisement