Advertisement
Gara-Gara Virus Corona, Mahasiswi Asal Klaten Tertahan di Wuhan

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Kota Wuhan, China kini ditutup pemerintah China karena penyebaran virus Corona yang telah menelan banyak korban jiwa. Seorang mahasiswi asal Klaten yang sedang menempuh pendidikan di China, tertahan di Kota Wuhan.
Dia adalah Hilyatu Millati Rusydiyah, mahasiswa program Doktoral di School of Economic and Business Administration Chongqing University. Seharusnya kini dia disibukkan dengan persiapan registrasi ulang di kampusnya, di Chongqing, Provinsi Sichuan, Tiongkok. Namun jangankan pergi ke Chongqing, dia bahkan tak bisa keluar dari apartemennya di Hongshan District, Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Advertisement
Kondisi ini disebabkan penutupan akses dari dan ke Kota Wuhan sejak Kamis (23/1/2020) pagi waktu setempat. Penutupan Wuhan menyusul temuan kasus virus corona pada Desember 2019 dan menyebar ke berbagai negara serta menelan belasan korban meninggal dunia.
Sebelum kasus virus corona mendunia, perempuan asal Klaten ini menetap di Wuhan dalam setahun terakhir. Awalnya Hilyatu dan putrinya mengikuti sang suami, Ahmad Syaifuddin Zuhri, mahasiswa PhD Hubungan Internasional di Central China Normal University (CCNU) Wuhan. Mereka menyewa apartemen yang berjarak sekitar 27 km dari pasar ikan Huanan--tempat penemuan virus corona kali pertama.
“Saya itu rencananya mau kembali Chongqing setelah Imlek [25 Januari] untuk mengurus new term registration baru pulang ke rumah [Indonesia]. Tapi, kalau kondisi begini saya bingung. Akses keluar tidak ada, tiket penerbangan saya pulang juga diminta pihak maskapai untuk dibatalkan,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com melalui aplikasi Whatsapp, Kamis sore WIB.
Keadaan ini semakin membuatnya pusing karena Hilyatu sendirian tinggal di Wuhan. Suami dan putrinya sudah pulang lebih dulu ke Tanah Air sejak 10 Januari 2020 lalu.
Keduanya memutuskan mudik terlebih dahulu lantaran jatah registrasi ulang kampus sang suami baru dibuka Maret mendatang. Rencananya, perempuan peraih gelar magister Nanchang University ini bakal menyusul pulang setelah urusan di kampus rampung. Saat itu, kondisi Wuhan belum sekacau sekarang.
Keluarga Resah
Meski sempat diminta membatalkan penerbangan oleh pihak maskapai dua hari jelang kepulangan, sang suami kekeh pulang dengan menerima tawaran maskapai mengganti rute. Hilyatu tak menyangka selepas suami dan anaknya pulang kampung, Pemerintah China mengisolasi Wuhan untuk membatasi penyebaran virus corona.
“KBRI langsung melakukan pendataan WNI yang ada di Wuhan. Kami diberi opsi mau tinggal atau bagaimana. Kami diminta menunggu sepekan, kalau akses dibuka baru bisa keluar dari sini,” imbuhnya.
Sejak Pemerintah mengumumkan penutupan kota, Kamis pagi, ia syok berat. Keluarga yang ada di Indonesia pun juga tak kalah pusing. Apalagi perempuan yang akrab disapa Mila ini tinggal sendiri di Wuhan.
Perempuan berusia 33 tahun ini berpikir keras bagaimana caranya ia pulang ke Chongqing terlebih dulu. Tapi, tiket balik ke kampusnya pun sudah dibatalkan pihak kereta. Begitu pula dengan tiket pulang ke Indonesia yang sedianya terjadwal pada 12 Februari.
Jarak Chongqin dengan Wuhan sekitar 6,5 jam dengan kereta cepat dan 1 jam menggunakan pesawat terbang. Ia berharap akses dibuka sesegera mungkin agar ia bisa keluar dari Wuhan dan pulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC Indra Utoyo Dipanggil KPK
- Menkop Nyatakan Satu Kopdes Merah Putih Bisa Gerakkan 15 Orang
- Ini Cara Daftar BPJS Ketenagakerjaan agar Dapat Diskon Iuran 50 Persen
- Cak Imin Ingin Rp200 Triliun Bisa Dinikmati UMKM
- Aturan dan Petunjuk Teknis Pelantikan PPPK Paruh Waktu
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 600 Ribu Rekening Bermasalah Bisa Dapat Bansos, Ini Syaratnya
- Menteri Koperasi Minta Tambahan Anggaran untuk Kopdes Merah Putih
- Kemenag dan Kemenkes Perkuat Program Pesantren Sehat
- Malaysia Serukan Negara Dunia Akhiri Hubungan dengan Israel
- 100 Ribu WNI di AS Belum Lapor ke Kedutaan
- Mahmoud Abbas Desak Internasional Bertanggungjawab Atas Kejahatan Israel
- Merespons Ancaman Tarif Trump, China: Ini Pemaksaan Ekonomi
Advertisement
Advertisement