Advertisement

Jelang Musim Hujan, Alat Pertanian Buatan Warga Magelang Diburu Petani

Hafiyyan
Senin, 09 Desember 2019 - 03:17 WIB
Nina Atmasari
Jelang Musim Hujan, Alat Pertanian Buatan Warga Magelang Diburu Petani Ilustrasi TaniGroup. - dok. TaniGroup

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG- Menjelang musim hujan, para produsen dan penjual produksi alat-alat pertanian di Pasar Muntilan, Kabupaten Magelang, mengalami peningkatan permintaan. Mereka pun tak khawatir dengan serbuan barang impor, terutama dari China.

Salah satu pedagang, Rofingatun menyampaikan alat pertanian produksi lokal jauh lebih berkualitas dan sudah dipercaya para petani. Bahkan, memasuki musim hujan permintaan alat alat pertanian seperti cangkul, sabit, pisau hingga bajak sawah meningkat.

Dia mengaku mengetahui adanya serbuan alat-alat pertanian harga murah yang berasal dari impor, terutama dari China. Namun, hal itu tidak memengaruhi penjualannya.

“Kalaupun ada tidak banyak mempengaruhi para pelanggan setia beli produk sini,” tuturnya, dikutip dari situs resmi Pemkab Magelang, Minggu (8/12/2019).

Selama ini, Rofingatun menjual alat alat pertanian buatan lokal dari wilayah Magelang saja. Dia menerima barang dari para pandai besi terpercaya yang ada di sekitar rumahnya, yakni Dusun Gunung Lemah, Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan.

Menurutnya, dari informasi antar pedagang, barang-barang dari China itu hanya modelnya terlihat bagus dan harganya memang lebih murah. Jika ada mungkin para petani akan tertarik membeli dan mencoba produk China itu tapi tidak akan lama.

“Biasanya mereka akan kembali membeli produk lokal bikinan kami karena mutunya jelas lebih bagus terpercaya,” ujarnya.

Peralatan pertanian buatan lokal memiliki keunggulan selain lebih dari bahan berkualitas, model, bentuk dan ukuran juga bisa dipesan melalui pedagang maupun langsung ke pandai besinya.

Dengan demikian, pembeli bisa merasa lebih nyaman menggunakannya ketika dipakai untuk bertani. Bahkan jika terdapat cacat, maka pembeli bisa menukarkannya. Interaksi seperti itu sudah biasa terjadi.

Dengan mutu terjamin itu, harga produk lokal memang tinggi misalnya cangkul dijual mulai dari Rp200.000—Rp 1juta, tergantung ukuran bahan dan pembuatnya. Adapun, harga sabit dibanderol Rp50.000—Rp 300.000.

Ngatemu, salah satu pembeli alat pertanian di pasar Muntilan, mengaku lebih memilih produk lokal karena barangnya lebih kuat, mutunya juga lebih terjamin.

“Petani lebih banyak pilihan dan bahkan bisa memesan sesuai kebutuhan,” katanya.

Produsen biasanya memakai besi-besi kualitas bagus yang tidak mudah rompal, tidak tumpul, dan bengkok. Untuk menjaga pemalsuan para pandai besi selalu menyertakan nama dan logo di setiap produk mereka.

Logo itu pula sebagai garansi jika suatu saat petani akan menukar atau memperbaikinya.

“Harga bawa rupa (bentuk), kan untuk dipakai lama jadi harus mahal dan bagus,” tuturnya.

Pada awal musim hujan seperti sekarang ini, setiap lapak peralatan pertanian di pasar Muntilan selalu ramai didatangi pembeli. Dengan leluasa para petani dari lereng Gunung Merbabu, Merapi, dan Sumbing itu bertransaksi, memilih-milih barang yang cocok atau sekedar memperbaiki alat, atau juga memesan pembuatan barang baru.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement