Advertisement
Akademisi: Pelantikan Jokowi Jangan Cuma Seremonial
Advertisement
Harianjogja.com, BANDARLAMPUNG-- Pelantikan Presiden Jokowi diminta jangan cuma menonjolkan seremonial.
Syarief Makhya, akademisi dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung berharap pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, pada 20 Oktober mendatang tidak hanya menjadi sebuah ajang seremonial, melainkan menjadi sarana pertanggungjawaban dan realisasi komitmen kepada masyarakat.
Advertisement
"Pelantikan Presiden 20 Oktober mendatang bukan hanya menjadi acara seremoni, namun menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada publik dalam merealisasikan komitmen," ujar Syarief Makhya, di Bandarlampung, Jumat (18/10/2019).
Menurutnya, bentuk pertanggungjawaban komitmen kepada publik dapat dilakukan oleh Presiden dan Wapres terpilih melalui realisasi visi dan misi pada lima tahun ke depan.
"Salah satu bentuk realisasi komitmen tersebut dapat dilakukan melalui beberapa isu yang menonjol dan perlu diperbaiki, yaitu mewujudkan pemerintahan yang bersih serta akuntabel," ucapnya.
Menurut Doktor lulusan Fisip Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu, perwujudan pemerintahan yang bersih dapat dilihat dari komitmen Presiden Jokowi dalam melaksanakan pemberantasan korupsi.
"Wujud konkret pelaksanaan pemerintahan bersih dilakukan dengan melakukan pemberantasan korupsi, dan Presiden Jokowi berkomitmen lima tahun ke depan tidak ada lagi gubernur dan kepala daerah yang terkena OTT KPK sebagai bentuk menekan angka korupsi di Indonesia," katanya lagi.
Tidak hanya itu, komitmen lainnya yang perlu diwujudkan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia lima tahun ke depan.
"Mengenai komitmen kedua, upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada lima tahun ke depan melalui program yang jelas, mampu terealisasi serta memperlihatkan perubahan nyata," ujar Syarief Makhya pula.
Menurutnya, keberlanjutan program infrastruktur yang menjadi ikon Presiden Jokowi juga tetap harus dilaksanakan sebagai salah satu bentuk komitmen Presiden kepada rakyat
"Pembangunan infrastruktur tetap harus dilaksanakan sebagai bentuk realisasi komitmen di lima tahun mendatang dengan catatan perlu adanya pemerataan, agar tidak terkesan hanya Pulau Jawa atau Sumatera saja yang mengalami pembangunan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Tetapkan Harvey Moeis Suami Artis Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi Timah
- Prabowo Akan Pasang Foto SBY di Istana Presiden Baru
- AHY Sebut Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Terbaik untuk Duduk di Kabinet
- BMKG Prediksi Cuaca Kota Besar di Indonesia Cenderung Kondusif
- Korlantas Siapkan Rekayasa Antisipasi 70 Juta Kendaraan Mudik Lebaran 2024
- Jembatan di Baltimore AS Ambruk Ditabrak Kapal, Enam Orang Hilang, Kemenlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI
- Berikan Diskon Tambah Daya di Bulan Ramadan, PLN Dorong Petumbuhan Ekonomi
Advertisement
Advertisement